Tags

, , , , , , , ,

HiddenFates_violetkecil

Title : Hidden Fates (HF), Chapter 1 : The Beginning

Author : Kunang & AzumiAozora| Main Cast : Kim Jun Hyo (OC), Cho Min Hyun (OC), Kim Jun Myeon/Suho (EXO-K), Jang Hyun Seung (Beast), Park Chan Yeol (EXO-K), Choi Min Ho (SHINee)| Support Cast: find by your own  | Length : Chaptered | Genre :Family, romance, drama, friendship, supernatural | Rating  : PG-15

Special Thanks to violetkecil for this awesome poster ^^

Disclaimer       : Kim Jun Hyo milik Kunang dan Cho Min Hyun milik Azumi, sedangkan Suho, Hyunseung, Chanyeol dan Minho milik mereka sendiri. Cerita ini murni milik dari weird- happy- chicken maniac– Kunang and cool-stubborn-lovely Azumi Aozora, plagiat jauh-jauh sebelum dikirim Kris ke Galaxy terus digebukkin alien disono,

Summary         : There is a past, and There is a future. Everybody couldn’t avoid both of them. And how about person who can tell your past and future? How if there were persons who can tell your past and future? Wanna take a look? This is the story about Jun Hyo – a *Psychometry ice princess yet beautiful rich heiress who hates losing– and Min Hyun – a *Precognitive clumsy girl yet lovely rookie doctor who loves green tea– .. When they see the things that they shouldn’t be seen, the hidden fates are revealed.

1st Fate Revealed by Kunang (Takdir Pertama dibuka oleh Kunang)

===||.: Kim Jun Hyo PoV :.||===

@Elite Seven Oceans, Company

Cukup sulit untuk menentukan bagaimana cerita ku di mulai, tapi baiklah ku putuskan saja bahwa awalnya terjadi saat coffee break di sela-sela meeting pada hari Jumat sore di kantor pusat Elite Seven Oceans (ESO).  Aku sudah merasakan ada hal yang tidak beres ketika abeoji ku sekaligus President Directure ESO meminta agar aku mengikutinya ke ruangan pribadinya. Tidak bisa kah dia melihat kalau aku sudah mengambil sepotong croissant dan secangkir vanilla latte kesukaan ku? Aku hanya bisa menghela nafas setelah meletakkan makanan ku dan mengikuti pria yang sudah berumur itu ke ruangannya.

“Hyo, lihat lah, dia sama sekali tidak buruk”

Aku tidak menjawab segera, hanya mengambil dengan tenang sebuah foto yang diserahkan oleh abeoji. Menatap sebuah foto separuh badan seorang pria berbadan tegap dan atletis, senyum tipis tersungging di wajahnya. Aku hanya mendengus lalu meletakkannya di meja, mendorongnya kembali ke arah abeoji.

“Aku tidak tertarik, terima kasih”

Abeoji tertawa, tawanya terdengar aneh. Aku tahu dia hampir frustasi untuk menjodohkan ku dengan anak dari kolega-kolega nya, karena aku hampir selalu menolak. Hampir, karena sebelumnya aku pernah menerima salah satu pria yang dijodohkan dengan ku tapi hanya bertahan beberapa bulan karena aku mengetahui niat jahatnya untuk mendekati ku.

Mendekati ku, dan menjadi kan ku alat untuk menghancurkan ESO. Memangnya aku akan diam saja dan membiarkan hal itu terjadi?

“Tapi dia tampan kan? Selain itu dia—“

“Dia Choi Si Won, anak pertama dari pemilik Se Kang Group, saat ini dia menjabat menjadi vice president Se Kang hospital yang sudah memiliki beberapa cabang di kota Seoul dan sekitarnya. Selain itu dia adalah dokter bedah jantung yang telah mendapatkan nama tidak hanya di rumah sakit besar di korea tapi juga di eropa”

See.. you know him so well (Lihat… kau begitu mengenalnya)” ucap abeoji, dia tersenyum sinis.

Prok.. prok ..prok….

“Hyo, kenapa kau begitu mengenal Choi Si Won itu? Kalau kau seperti itu, aku bisa benar-benar cemburu loh!”

“Oppa!!” Lengkungan tipis mendadak tercipta di bibir ku saat melihat seorang pria berkulit putih dengan senyum angle nya telah menyandar di samping pintu ruang direksi. Dia mengenakan pakaian semi formal berwarna hitam yang kontras dengan warna kulitnya “Kalau saja Choi ajussi tidak terus menerus menceritakan anak sulung nya itu, aku pasti tidak akan tahu banyak”

Dan lagi aku mengenal anak bungsunya

“Jun Myeon, apa yang kau lakukan disini?”

Aku menoleh pada abeoji. Jelas sekali abeoji tidak senang melihat anak laki-lakinya sendiri bertandang di perusahannya. Sejak Jun Myeon oppa diam-diam memilih masuk ke jurusan kedokteran dan menolak meneruskan perusahaan keluarga, sikap abeoji berubah 180 derajat padanya. Bahkan abeoji membiarkan Jun Myeon pindah dari rumah dan tidak pernah sekalipun menengoknya.

“Menjemput Hyo, bukan kah sebentar lagi kau ada kuliah?” Jun Myeon oppa mengedipkan sebelah matanya pada ku

“Ah.. benar, abeoji aku harus pergi, sepertinya aku tidak bisa menghadiri meeting ini sampai selesai” kata ku sambil berdiri, sebelumnya aku mengambil kotak sebesar kotak sepatu yang sedari tadi sudah ada di meja.

“Ini” aku menggoyang kan kotak yang kupegang, terdengar suara berderak yang menandakan ada beberapa barang di dalam kotak “akan kulihat besok”

Abeoji menganguk dan kemudian dia menunjukkan foto itu pada ku lagi “Lebih baik kau pertimbang kan Choi Si Won, dia akan hadir di pesta yang kau hadiri besok”

Pertimbangkan? Hah… aku benar-benar sedang tidak tertarik untuk berhubungan dengan pria manapun. Tapi aku membiarkan pikiran itu tak tersalurkan di lidah ku. Aku hanya menganguk singkat sebelum mengikuti oppa kandung ku keluar dari ruangan yang atmosfisnya terasa menyesakkan itu.

Jun Myeon oppa, atau orang-orang lebih sering memanggilnya Suho adalah saudara ku satu-satunya. Dia adalah laki-laki yang sangat baik dan ramah, semua orang tahu itu. Dan aku adiknya adalah gadis yang dikenal dingin, bahkan terkadang orang-orang menjuluki ku ice princess walau tidak secara terang-terangan.

“Ehhh… kita benar-benar ke kampus? Tapi aku tidak ada kelas! Aku pikir oppa akan mengajakku refreshing!” Aku merasa di bohongi saat menyadari jalanan yang kami lewati menuju Han Kuk University, tempat ku dan Suho oppa berkuliah. Ya, aku adalah siswi tahun pertama di sini-tepatnya semester kedua, tapi sepertinya sebagian besar mahasiswa disini sudah mengenal ku karena posisi ku sebagai heiress ESO company.

“Mian Hyo, tapi oppa ada kuliah, lagi pula bukan kah ada yang harus kau lakukan di kampus?” Suho oppa semakin melebarkan senyumannya.

“M.. MWO?”

“Salah satu fans mu bilang kalau kau baru saja ikut klub teater, dia meminta ku mengingatkan mu kalau sore ini adalah latihan perdana kalian”

“Fans?” aku memutar mata ku

“Hahhahahhaa…. Ituuu… salah satu anggota Princess Hyo’s club” Jun Myeon oppa terkekeh puas, aku hanya bisa memijat sebelah kepalaku yang mendadak pusing. Princess Hyo’s club adalah klub menggelikan yang didirikan oleh Suho oppa saat aku baru saja masuk kuliah. Anggota-anggota nya adalah teman-teman oppa ku sendiri, bisa kubilang ini adalah klub yang dipelopori oppa ku sendiri dengan alasan agar aku memiliki teman. Bukan, bukan karena aku anti sosial, aku memiliki beberapa teman tapi aku tidak pernah merasa dekat dengan mereka, bersama dengan Jun Myeon oppa dan teman-temannya jauh lebih nyaman bagi ku.

“Siapa? Minseok oppa? Luhan oppa? Baekhyun?” kata ku tak peduli, Jun myeon oppa tersenyum sambil mengacak-acak rambut ku

“Anni… dia tetangga di apartment baru ku, kau akan suka dia, dia pria yang menyenangkan” kata Jun Myeon oppa lagi, aku menghela nafas. Dulu juga saat Jun Myeon oppa mengenalkan ku pada teman-temannya yang mau tak mau kuakui ‘cute’ itu, dia juga berkata kalau ‘mereka pria yang menyenangkan’, tapi tidak untuk kata-kata ‘kau akan suka dia’

“dan tambah lagi..” Jun Myeon oppa mengeluarkan smirk nya, membuat ku sesaat bergidik “aku mengijinkannya menjadi ketua princess Hyo’s club”

Damn!

“Wae?” Tanya ku sedikit tak senang, entah mengapa firasat ku tidak enak

“Karena.. oppa dan Minseok kan tidak sekelas dengan mu, bahkan kita berbeda jurusan, lalu Luhan kakak tingkat mu sedangkan Baekhyun mengambil jurusan yang berbeda dengan mu”

Aku memicingkan mata, menunggu penjelasan lebih lanjut

“Nah.. kalau dia, dia baru saja pindah ke sini dan satu kelas dengan mu” kata Suho oppa, sekali-kali dia menatap ku untuk mengecek reaksi ku “Bagaimana, kau setuju kan?”

Whatever (Terserahlah)

Biar ku jelaskan sedikit mengenai klub aneh ini. Dalam sudut pandang ku, sebenarnya tujuan oppa ku untuk membentuk klub ini tidak lah buruk. Aku tahu dia hanya ingin menjaga ku di saat-saat aku tak berada di sekitarnya. Klub ini juga seolah membuat pencitraan pada ku sebagai sosok idola yang dikagumi oleh sebagian besar mahasiswa di Han Kuk University sekaligus melindungi ku dari para anti fans yang tidak menyukai ku. Meskipun member nya hanya berempat (Jun Myeon oppa, Minseok oppa, Luhan oppa dan Baekhyun) –sebelum entah siapapun yang mendadak jadi ketua-, tapi pengaruh nya cukup kuat mengingat mereka adalah orang-orang penting dan berpengaruh di kampus kami.

“Kita sampai tuan putri” Jun Myeon oppa membukakan pintu mobil saat kami tiba di depan lobi Han Kuk university. Aku tersenyum pada Jun Myeon oppa dan menerima tangannya yang terulur pada ku. Tak jauh dari kami, Baekhyun dan Xiumin oppa berdiri saling berhadapan seakan mengatur agar kerumunan mahasiswa memberi jalan. Waktu pertama kali mereka memperlakukan ku seperti ini aku benar-benar malu dan kesal, tapi sekarang aku sudah tak peduli.

“Hyo, aku hanya bisa mengantar mu sampai sini, aku ada kuliah” kata Jun Myeon oppa setelah menemani ku masuk ke dalam lobi, aku menganguk dan membiarkan dia meninggalkan ku. Dia masih saja melambai seperti anak kecil sesaat sebelum keluar dari lobi gedung jurusan bisnis ini, meninggalkan ku bersama dua makhluk imut yang masih berdiri di samping ku.

“Oppadeul! Suho oppa sudah pergi, jadi kalian tidak perlu mengantar ku sampai ke ruang klub”

Xiumin oppa terlihat ragu sejenak sebelum menjawab. Lalu katanya “Kau yakin Hyo? Kalau saja kami tidak ada kuliah tentu saja—“

“Tenang saja, aku bukan anak kecil, lagi pula aku mau ke perpustakaan dulu mengembalikan buku” kata ku keras kepala, dan langsung berlari kearah tangga meninggalkan mereka berdua. Aku memang lebih suka naik tangga dibanding eskalator ataupun lift kecuali jika aku harus naik atau turun ke belasan tingkat.

Drap…. Drap…. Drap…..

Aku menaiki tangga dua-dua, sedikit meratapi diri ku yang sama sekali tidak sempat mengganti high heels dengan sepatu yang lebih nyaman. Dan begitu saja, ketika aku hendak berbelok ke anak tangga berikutnya ….

DUAKK

Seseorang menabrak bahu ku cukup keras dari arah berlawanan, membuat buku yang dibawanya berjatuhan. Tapi yang lebih gawat, dia berhasil membuat tubuhku kehilangan keseimbangan. Semuanya terjadi begitu cepat, aku hanya bisa memejamkan mata dengan erat, dan sudah bisa membayangkan selanjutnya tubuhku terjatuh ke belakang membentur lantai yang keras dan terguling ke bawah.

“Aaaahh…… jwesonghamnida!!!”

Suara seorang gadis membuat kesadaran ku kembali, menyadarkan ku kalau badan ku sama sekali tidak membentur keras dan dinginnya lantai, menyadarkan ku jika aku sedang menyandar pada sesuatu yang hangat. Sedetik setelah mata ku terbuka, aku hanya bisa terperangah menatap sepasang manik mata jernih dari balik kaca matanya. Dia juga terus menatap intens ke arah ku yang ajaibnya membuat ku tak bisa berkedip apalagi mengalihkan pandangan dari matanya. Entah perasaan ku saja atau tidak, aku bisa mendengar degup jantungnya yang seperti kapan saja bisa melompat dari tempatnya.

Akhirnya aku mengerjapkan mata mencoba menyadari apa yang terjadi. Seorang gadis clumsy yang ku kenal berdiri menatap ku dengan bingung dan pria asing, anni… dia tidak terasa asing…

“Mianhae…” ucap pria itu dengan suara beratnya dan akhirnya dia menurun kan ku. Aku tak sengaja menggenggam ujung kemeja nya dan kemudian jiwa ku seperti terisap dan menjelajah melewati ruang dan waktu

Menuju masa lalu

Flashback

“Mianhae …. “

Aku menatap dari kejauhan dua orang anak kecil, laki-laki dan perempuan yang sedang saling berhadapan. Anak laki-laki itu masih terlihat sama kurusnya dengan pria yang tadi menolong ku, dan aku langsung tahu mereka orang yang sama.

“Mianhae…” kata anak kecil itu lagi, suaranya gemetar. Dia hanya menunduk sambil memainkan ujung-ujung kuku jarinya. Terlihat terlalu takut untuk hanya sekedar menatap mata lawan bicaranya. Aku tak bisa melihat bagaimana rupa anak perempuan berambut lurus sebahu itu itu karena tubuhnya membelakangi ku.

“Kau berbohong Chan Yeol-ah! Hik hik hik…. “

Aku mengerjap…. Chan Yeol, nama yang familiar. Sebelum aku bisa lebih banyak berpikir, tiba-tiba aku merasa diri ku ditarik oleh pusaran angin dan sudah kembali ke masa kini.

Flashback End

“Gwenchana?”

Aku menganguk dan melepaskan baju pria yang baru saja ku ketahui bernama ‘Chan Yeol’ itu. Apa cuma delusi ku saja kalau wajahnya yang dibingkai kaca mata terlihat begitu merah?

Ya, yang kulihat tadi adalah masa lalu pria ini. Aku dilahirkan dengan bakat psychometry, artinya aku bisa melihat masa lalu orang lain dari benda-benda yang ku sentuh. Tadi aku bisa melihat masa lalu pria ini karena aku tak sengaja memegang ujung baju nya. Biasanya aku harus berkonsentrasi untuk bisa melihat masa lalu seseorang sambil memegang benda yang terakhir disentuh orang tersebut, tapi masa lalunya tadi muncul begitu tiba-tiba.

“Dia baik-baik saja, kau boleh pergi Min Hyun ssi” kata pria itu pada gadis yang tak lain adalah Cho Min Hyun. Bukan sekali ini saja gadis itu tak sengaja menabrakku atau orang-orang lainnya saat dia terburu-buru, mungkin dia tidak pernah menggunakan matanya karena aku mendapat kesan dia hampir tidak pernah melakukan kontak mata dengan orang lain. Tapi bukan hal itu yang membuat ku kurang menyukainya, melainkan fakta bahwa dia adalah adik dari Cho Kyuhyun. Pria paling menyebalkan di seluruh jagat raya ini.

“Baiklah kalau begitu” tak perlu menunggu lama Cho Min Hyun sudah menghilang dari pandangan ku. Aku hanya bisa mengerutkan dahi, sedikit heran kenapa dia ada di jurusan bisnis padahal jelas-jelas dia kuliah di jurusan kedokteran.

“Chan yeol ssi, gomawo telah menolong ku, kalau begitu aku duluan”

=======||.: End of Hyo’s PoV :.||=========

========||.: End of Chan Yeol’s PoV :.||==========

“Chan yeol ssi, gomawo telah menolong ku, kalau begitu aku duluan”

Kim Jun Hyo mengenali ku?

Aku hanya bisa menganguk kaku saat melihat senyum tipis yang terukir di wajahnya, senyum yang hanya sekilas tapi mampu menyihir ku untuk membeku selama beberapa detik. Saat kesadaran ku kembali, Hyo telah berbalik kembali menaiki tangga dan hilang dari pandangan.

Kim Jun Hyo, ada sesuatu yang membuat ku tertarik padanya sejak melihatnya di taman kota empat bulan lalu. Saat itu aku sedang berjalan kaki menuju convenient store, ntah mengapa aku memilih pergi ke convenient store yang terletak dekat dengan taman dibandingkan convenient store di samping apartment keluarga ku. Dan saat itulah kali pertama aku melihatnya, sosok gadis manis  berambut lurus panjang dan agak kecoklatan, dengan kulit seputih salju. Dia duduk di bangku taman sambil meminum sekaleng vanilla latte. Sesekali wajah nya terlihat serius menekuri buku bersampul kuning yang dibacanya, tapi terkadang aku bisa melihat senyumnya yang membuat otakku rasanya tak bekerja saat dia memilih meletakkan bukunya untuk menonton anak-anak kecil yang bermain di taman.

Mulai saat itu lah, kebiasaan baru ku di mulai. Aku jadi sering mengunjungi taman setiap sore hanya sekedar untuk melihat gadis vanilla latte itu. Awalnya aku cukup puas melihatnya membaca dari balik pagar taman yang rendah, atau terkadang masuk untuk sekedar duduk di bangku taman lainnya menikmati vanilla latte yang kubeli sambil sesekali mencuri pandang pada nya. Dan otakku pun mulai merekam semua tentangnya, cara dia tersenyum, ekspresi seriusnya saat membaca, kebiasaannya mengocok kaleng minumannya sebelum dibuka, dan kebiasaanya menggunakan headphones saat suasana taman sepi tanpa anak-anak.

Tapi lama kelamaan aku merasa tidak puas, aku tidak ingin hanya menjadi penonton, aku ingin dia menyadari kehadiran ku. Maka suatu hari setelah mengumpulkan keberanian ku, aku memutuskan untuk ke taman dan menyapanya. Aku tahu betul bahwa dia hampir selalu ada di taman hari Sabtu sore dan sesekali di hari Rabu sore, tapi aku hanya bisa menahan rasa kecewa ku saat menatap bangku taman berwarna biru yang kosong. Untuk menghibur diri, aku meyakinkan mungkin gadis vanilla latte itu sedang berhalangan datang dan dia pasti akan kembali untuk duduk di sana hari Rabu atau  Sabtu depannya. Tapi setelah hampir dua bulan, gadis itu tak pernah kembali, membuat ku hampir gila karena terus memikirkannya.

Dan saat aku berusaha mengubur keberadaan gadis itu di hati ku, aku bertemu dengan Suho hyung. Dia adalah tetangga baru ku. Seorang pria dengan pembawaan yang menyenangkan dan langsung menjadi favorit keluarga ku. Ayah dan ibu ku sangat menyukai nya dan sering mengajaknya untuk ikut makan malam bersama keluarga kami yang sederhana. Aku juga senang berteman dengannya, karena sudah lama aku ingin mempunyai sosok kakak yang ku kagumi, aku menyayangi noona ku tapi aku terkadang malu dengan kelakuannya yang berlebihan. Aku akan menceritakan kondisi noona ku pada waktunya.

Kalian tahu? Aku merasa jantungku seketika berhenti berdenyut ketika melihat sosok gadis vanilla latte di salah satu foto yang diletakkan Suho hyung di samping televisinya saat aku bertandang ke apartmentnya. Di foto itu Suho hyung merangkul gadis itu dengan eratnya, sementara pepohonan yang penuh dengan salju menjadi background mereka. Aku menggigit bibir ku sendiri saat mengambil kesimpulan bahwa gadis vanilla latte itu mungkin saja adalah kekasih Suho hyung, hingga kata-kata Suho hyung kemudian membuat kesadaran ku kembali.

“Kau lihat apa?” Tanya Suho hyung saat itu, senyumnya merekah saat menyadari frame foto yang sedang kupegang  “Oh.. itu foto ku bersama adik ku saat liburan ke Jepang tahun lalu, bagaimana? Dia cantik bukan?”

“Adik?” rasanya aku dapat kembali bernafas saat Suho hyung menganguk

Dan Suho hyung pun mulai bercerita tentang adiknya, gadis vanilla latte yang akhirnya ku ketahui namanya. Kim Jun Hyo. Nama itu rasanya tidak asing dalam otak ku, tapi aku belum bisa mengingat kapan aku pernah mendengar namanya. Suho hyung seperti nya tidak tahu kalau aku menaruh perhatian pada adik nya karena saat dia menceritakan tentang adiknya itu, aku hanya diam mendengarkan atau sesekali menimpali dengan ‘oh’ atau ‘nee’, dia sama sekali tidak sadar kalau otak ku mencatat baik-baik apa yang dia cerita kan.

Dan sebulan setelahnya, aku pun nekat memutuskan untuk pindah ke Han Kuk university, walau itu berarti aku harus belajar mati-matian di sana untuk mendapatkan bea siswa. Aku juga harus bekerja part time untuk membeli modul-modul perkuliahan yang tidak murah. Tapi tidak apa, setidak nya aku bisa melihat Hyo, gadis vanilla latte, kembali walau gadis itu seperti nya tidak menyadari bahwa penghuni kelasnya bertambah satu.

“Chan Yeol-ah, mau bergabung?” Tanya Suho hyung suatu ketika dia memergoki ku menatap adik nya dari balik rak-rak perpustakaan, hari itu sudah genap dua seminggu aku menjadi mahasiswa di sini. Aku yang merasa tertangkap basah langsung berpura-pura menaruh kembali buku yang baru saja aku ambil.

“Heoh?”

“Aku baru tahu dari Baekhyun kalau kau sekelas dengan Hyo” kata Suho hyung lagi, kali ini dia memelankan suara nya “Bagaimana kalau kau bergabung dengan Princess Hyo’s club?”

“Benarkah?” Tanya ku agak tak percaya, sebenarnya aku ingin sekali. Menjadi bagian dari klub itu artinya aku bisa lebih dekat dengan Hyo kan?

“Nee… tapi ada satu syarat..” senyuman Suho hyung hilang, digantikan dengan ekspresi serius yang terlukis di wajahnya “Kau tidak boleh jatuh cinta pada Hyo”

Aku harus membenahi hati ku yang mendadak sesak sebelum menjawab “Baiklah hyung, tapi kenapa?”

Suho hyung tidak menjawab ku dan hanya tersenyum penuh rahasia.

Dan itu lah yang membuat ku ada disini saat ini, Suho hyung meminta ku menemani Hyo yang baru saja masuk ke klub teater. Seolah takdir, aku menemukan sosoknya yang hendak menaiki tangga. Dengan segera aku mengikuti langkah-langkahnya yang ternyata cukup cepat dari belakang, ketika aku hampir saja hendak memanggil namanya saat itu lah Min Hyun muncul dari balik tikungan tangga dan tak sengaja menyenggol bahu Hyo, membuat gadis itu kehilangan keseimbangan dan refleks aku menolongnya. Menangkap tubuh rampingnya yang jatuh ke pelukan ku, sukses menciptakan beribu kupu-kupu di perut ku yang membuat ku merasa geli sekaligus nyaman.

“Chan yeol ssi, apa kau mengikuti ku?”

“Ah, ketahuan ya?” aku terkekeh sambil menggaruk belakang ku saat Hyo memergoki ku menunggu nya di depan perpustakaan

“Tentu saja, jelas sekali kau mengikuti ku dari tangga tempat ku hampir jatuh tadi” kata Hyo, wajahnya terlihat tidak puas. Tapi aku tak peduli, aku merasa sangat bahagia karena hari ini adalah interaksi pertama ku dengan gadis ini.

“Oh..” aku merasa cukup lega, rasanya aku harus bersyukur dia tidak sadar kalau aku sudah megikutinya sejak berbulan lalu. Tidak.. aku tidak separah stalker, aku hanya menaruh perhatian padanya. Hanya itu. Ya.. ini pasti perasaan seorang fans pada idola nya.

“Jangan-jangan kau teman Jun Myeon oppa ya?”

“Jun Myeon?” aku mengerutkan dahi

“Maksud ku Suho oppa, Chan Yeol ssi, jangan bilang kalau kau ketua Princess Hyo’s club  yang dikatakan Jun Myeon oppa?!” pertanyaan Hyo terdengar lebih seperti pernyataan, dia mengatakannya dengan begitu serius tapi ntah mengapa malah membuat ku tersenyum lebar.

“Bingo!”

“Sudah kuduga” Hyo menepuk dahinya dan tanpa aku sangka gadis si depan ku mengulurkan tangannya, aku harus memastikan diri ku tidak berkhayal sebelum membalas jabatan tangannya “Mungkin kau sudah tahu dari oppa ku, nama ku Kim Jun Hyo, tingkat pertama di jurusan bisnis”

“Aku.. Park Chan Yeol, tingkat pertama juga”

Hyo tersenyum manis sekali hingga membuat ku melayang “Baiklah Chanyeol ssi, aku mohon kau tidak bertindak berlebihan seperti Suho oppa dan yang lainnya”

“A..ah.. nee”

“Kalau begitu aku duluan!” dengan sekali kibasan Hyo melepaskan jabatan tangan kami dan meninggalkan ku begitu saja. Aku sama sekali tidak merasa sakit hati, lagi pula Suho hyung selalu berkata bahwa sebenarnya adiknya adalah gadis yang baru bisa terbuka pada orang yang sudah benar-benar dia percaya dan aku ingin menjadi salah satu nya.

“Kau mengikuti ku?” Hyo menghentikan langkahnya begitu menyadari aku mengikutinya

“Aku juga mau pergi ke klub teater kok”

“Mwo?”

“Aku juga anggota baru, kajja Hyo-ya.. kita sudah hampir telat!” dan begitu saja aku menarik tangan Hyo melewati lorong-lorong kampus dan menuruni tangga, keluar lobi untuk pergi ke gedung kesenian tempat teater kampus berada. Aku tak mempedulikan puluhan pasang mata memperhatikan kami dengan berbagai ekspresi, yang paling kurasakan adalah tatapan pembunuh para fanboys Hyo yang sepertinya tidak senang aku menarik idola mereka. Tapi aku tahu mereka tidak bisa berbuat banyak, karena berita bahwa aku adalah anggota baru Princess Hyo’s club sudah tersebar ke penjuru kampus.

SHUUUTTTTT

“AWAS!”

Aku langsung berbalik melindungi tubuh Hyo dengan punggung ku ketika menyadari sebuah bola basket meluncur tepat ke arahnya. Dan sedetik kemudian bola basket itu membentur punggung ku, rasanya sakit tapi hanya sesaat. Melihat Hyo yang baik-baik saja membuat rasa sakit ku sama sekali tak berarti.

Duk…..duk…duk….. *suara pantulan bola basket semakin menjauh*

“Mian, tangan ku terpeleset” ucap seorang pria, aku berbalik dan mendapati pria berbaju basket menatap kami dengan senyum sinis terukir di bibirnya. Dan saat itu juga aku tahu, pria ini sengaja melemparkan bola nya ke arah Hyo. Aku memperhatikan sekitar, tatapan orang-orang sepertinya telah terpusat pada ku, Hyo dan pria berbaju basket itu. Seolah-olah mereka semua menunggu apa yang akan terjadi diantara kami.

“KAU—“ aku tak meneruskan kata-kata ku saat Hyo memberikan tatapan tajam padaku

“Jangan pedulikan dia, dan lain kali, jangan berusaha melindungi ku seperti tadi, kau bisa terluka”

“YAA KIM JUN HYO SSI! Kau punya ksatria berkuda putih lagi heoh?” sindir pria itu lagi, tapi kali ini senyum sinis nya hilang “Apa tidak cukup para pengikut sok cute mu itu yang menjadi baby sitter mu?”

“Aku sedang tidak ada waktu menanggapi ocehan mu Choi Min Ho ssi, kajja Chanyeol-ah” balas Hyo sambil menarik tangan ku, tapi aku tetap bergeming “Bukan kah kau bilang kita bisa terlambat? Meladeni dia hanya menghabiskan waktu kita secara percuma”

Akhirnya aku menurut, tapi baru saja beberapa langkah, pria yang dipanggil Choi Min Ho itu sudah mengambil bola basket lainnya dan kembali melemparkannya ke arah Hyo. Aku hendak memblock nya tapi Hyo ternyata cepat juga, dia bisa menangkap bola itu dengan kedua tangannya.

“Kau akan hadir besok kan?”

“Tentu saja” Hyo menjawab pertanyaan Min Ho, sedangkan aku hanya terdiam tak mengerti apa yang mereka bicarakan

“Pakailah gaun berwarna lembut seperti pastel atau soft pink, hyung tidak suka gadis yang memakai gaun dengan warna mencolok”

Hyo berdecak, dan tiba-tiba mendribble bola di tangannya. Dari dribbleannya yang stabil, aku tahu dia cukup berpengalaman “Kalau begitu aku akan menggunakan gaun berwarna merah menyala”

Whatever!” Min Ho mendengus, dan berbalik begitu saja berjalan melewati lapangan basket

SHUUTTT

PLUKK

Dengan mulus Hyo memasukkan bola basket ke dalam ring nya, padahal jaraknya lebih dari 5 meter. Aku sampai ternganga melihatnya. Bahkan Min Ho, (pria yang sekarang membuat ku penasaran karena sepertinya dia punya suatu hubungan dengan Hyo) menghentikan langkahnya sesaat.

“Ternyata hanya kemampuan basket mu yang tak berubah” kata Min Ho sebelum dia kembali melangkah pergi bersama teman, dan aku tahu pernyataannya ditujukan pada Hyo.

“Lebih baik kau tak berurusan dengan dia, Chanyeol-ah” ujar Hyo lirih, matanya yang berwarna coklat hazel masih menatap punggung Choi Min Ho dengan tatapan yang tak bisa kuartikan.

*****||*****

Malam harinya, 21.00 KST

@Kediaman Keluarga Cho

Aku menghela nafas saat menepikan sepeda motor ku di rumah besar di kawasan elit Gang Nam. Sudah beberapa kali aku mendatangi rumah ini, bukan untuk bertamu melainkan untuk menjemput kakak ku, Park Yoora. Hampir setiap hari dia kesini berharap bertemu dengan pria yang menjadi obsesi nya selama lebih dari lima tahun ini, pria itu adalah mantan kekasihnya, Cho Kyuhyun sunbaenim.

Melihat tidak ada nya sosok kakak ku di depan rumah besar ini menandakan Cho Min Hyun, adik dari Kyuhyun sunbae ada di rumahnya. Untunglah Min Hyun, meskipun dia agak aneh karena selalu menunduk, baik pada noona ku dan membiarkannya masuk. Jika tidak, tentunya noona ku sekarang tetap berdiri di depan rumah menunggu Kyuhyun sunbaenim yang ntah kapan pulang.

“Annyeong, Min Hyun ssi.. ini aku Park Chan Yeol, apa noona ku ada bersama mu?” kata ku setelah memencet tombol interkom, dan beberapa saat kemudian sebuah suara membalasku.

“Nee… Yoora eonni ada di sini, jjamkaman…”

Beberapa detik kemudian, aku mendengar suara berderit saat pintu pagar secara otomatis terbuka. Memperlihatkan  jalan masuk lebar dan air mancur besar di samping rumah bertingkat tiga.  Aku pun masuk ke dalamnya, meninggalkan sepeda motor tua ku di pinggir jalan.

“Noona kajja, sudah waktunya pulang” ajak ku to the point saat dia keluar dari rumah besar itu. Noona ku, gadis tinggi semampai bertubuh kurus dan berambut sepinggang, menatap ku hampa. Di samping nya, seorang gadis berkulit putih pucat dengan rambut sebahu nan anggun menunduk terlihat bingung.

“Sebentar lagi, mungkin sebentar lagi Kyuhyun oppa akan datang” lirih Yoora noona

Min Hyun menggeleng sedih “Sudah ku katakan padanya bahwa oppa ada perjalanan dinas ke luar negeri, tapi…”

“Yoora noona!” Aku mendecak kesal “Kau dengar sendiri, Kyuhyun hyung tidak akan pulang hari ini, kau harus pulang!”

“Tapi..”

“Terima kasih Min Hyun ssi, maaf noona ku telah banyak merepotkan mu,” kata ku sambil sedikit menunduk, dan seperti biasa gadis itu tidak membalas kontak mata ku dan hanya membalas menunduk sekilas “Aku akan membawa noona ku pulang”

Zrukk

“Chan yeol-ah… jebal… hiks.. kau.. tak perlu menarikku seperti ini!” suara Yoora noona terdengar hampir menangis saat aku menariknya dengan paksa. Hati ku terasa pedih mendapati noona ku menderita seperti ini. Sejak putus dengan Kyuhyun hyun dia semakin menyedihkan, dia menjadi sering menangis dan berusaha menemui Kyuhyun hyung hingga saat ini. Sudah tidak terhitung lagi berapa kali aku kesini untuk menjemputnya pulang.

Mianhae noona

“Chanyeol-ah! Aku belum mau pulang!” Yoora noona mengibaskan tangannya kasar saat aku berhasil menyeretnya sampai ke pintu pagar, aku bisa mendengar suara isakkannya tepat di belakang ku. Sungguh rasanya saat itu aku ingin menangis bersamanya, tapi aku laki-laki, jika noona ku rapuh tentu nya aku harus kuat kan?

Aku membalikkan tubuh ku, mengulurkan tangan ku pada noona ku yang sedang menangis dalam diam “Noona, eomma memasakkan bibimbap kesukaan mu, appa juga pulang lebih awal agar kita bisa makan bersama, kau tentunya tak ingin membuat mereka kecewa kan?”

“Chan yeol-ah”

“Noona, kajja!”

Aku tersenyum tipis saat akhirnya Yoora noona membalas uluran tangan ku, untunglah aku tidak perlu memaksanya untuk pulang seperti sebelumnya.

Tapi akan sampai kapan noona ku seperti ini? Aku harap Kyuhyun hyung bisa memberi pengertian pada noona ku agar dia tidak semakin menderita.

Semoga saja.

===========||.: End of Chan Yeol PoV :.|| ===========

===========||.: Kim Jun Hyo PoV:.||================

Sementara itu….

Perumahan mewah di kawasan Ilsan

Aku pasti sedang sial hari ini, pertama aku harus ikut meeting super membosankan dari pagi sampai sore hari, kedua, Cho Min Hyun menabrakku dan membuat ku hampir saja gegar otak, ketiga, annoying club bertambah satu anggotanya, ke-empat, Choi Min Ho yang kupikir sudah bosan mengganggu ku tiba-tiba saja mencari ribut, dan yang ke-lima …

‘”JUN HYO YA~~~~!!!”

“JUN HYO YAA~~~!!!”

“YAA!! KIM JUN HYO!!!”

“JUN HYO YAA!!!!! EODDI YAAA (Dimana)??!!!”

Dengan agak kesal aku melemparkan headphones yang melekat di kepala ku, percuma saja suara cempreng yang memanggil ku tetap terdengar jelas walau aku menaikkan volume musik di gadget ku.

“MWO YA IGE?!”

“PPALI!!! KE SINI!!”

“Ckkk.. bocah satu ini!” aku berdecak kesal sebelum akhirnya bangkit dari tempat tidur ku dan keluar kamar, menuruni tangga satu persatu dengan malas sementara suara cempreng yang memanggil ku terus menerus terdengar.

“NEEE NEE!! JJAMKAMAN!”kata ku kesal sambil berbalik di ruang tengah menuju ke ruang makan yang terletak bersampingan dengan dapur bersih.

“Di rumah sebesar ini tak ada makanan?” seorang pria bertubuh kurus dengan rambut berwarna pirang keabuan menaikkan sebelah alisnya. Tangan kirinya memegang pintu kulkas yang melebihi tingginya, memperlihat kan isi kulkas yang hanya berisi beberapa buah apel, sebotol yogurt dan selusin minuman favorite ku vanilla latte.

“Beli saja di luar, lagi pula walau disini ada bahan makanan, tengah malam seperti ini tak ada yang akan memasakkan makanan untuk mu tuang Jang” cibir ku sambil meninggalkannya. Ya, semua yang bekerja di sini kecuali security, selalu datang jam 5 pagi dan pulang setelah menyiapkan makan malam. Dan karena aku tidak berniat makan, tentunya pelayan sudah kusuruh pulang lebih awal.

“Hyo ri noona memangnya kemana?” tanyanya lagi sambil mengekor ku, orang yang ditanyakannya adalah ibu ku. Memang namja ini sering memanggil ibu ku dengan sebutan ‘noona’ dan menjijikannya lagi ibu ku menyukai pria berandalan ini. Pria ini adalah Jang Hyun Seung, kakak sepupu ku, umurnya hanya berbeda setahun di atas Suho oppa tapi kelakuannya 360 derajat dibandingkan oppa.

“Eommonim bilang dia ada wisata dengan teman-temannya” kata ku berbohong, sesungguhnya aku bisa menebak apa yang sedang ibu ku lakukan saat ini dan itu membuat diri ku mual.

“Padahal masakkan Hyo ri noona yang terbaik” desah Hyunseung mengikuti ku yang duduk di kursi ruang tengah. Dia menyalakan TV layar super lebar di depan kami dengan agak malas, kemudian mengganti channel tv sembarangan.

“Kau kabur lagi?” akhirnya aku memutuskan memecah keheningan di antara kami, Hyun seung tidak menjawab, tatapannya tetap ke arah TV. Aku tahu pasti tebakan ku benar, sejak elementary school hanya pada saat-saat dia ribut dengan orang tuanya dia akan melarikan diri ke rumah ku. Lebih tepatnya meminta perlindungan dari ibu ku yang sepertinya lebih dia hormati dibanding ibunya sendiri.

Seandainya saja dia tahu kelakuan Hyo ri noona yang dia sukai seperti apa …

“Mau ramyeon?” kali ini aku benar-benar kasihan padanya, dan sepertinya kata ‘ramyeon’ membuat dia kembali bersemangat.

“Benarkah? Kau punya ramyeon?” Hyunseung tiba-tiba menarik tangan ku agar berdiri, matanya bergerak lincah penuh semangat seperti anak anjing yang mencium bau makanan “Buatkan aku Princess Hyo ahahhaha, tiba-tiba aku jadi ingin tahu reaksi fans-fans mu kalau tahu kau membuat kan ku ramyeon”

“Kalau kau sampai berkata-kata aneh, aku tak akan menampung mu di rumah ku Jang Hyun Seung!” ancam ku dan kemudian berlari ke dapur untuk memasak ramyeon, berpikir untuk kali ini aku hanya akan memberikan setengah porsi ramyeon pada namja pembuat onar satu ini.

*****\\*****

@Keesokkan hari nya

“Wahh tak seperti biasanya kau menggunakan gaun berwarna merah Hyo ya” komentar Jun Myeon oppa saat aku baru saja menerima video call dari nya via skype.

“Wae oppa? Tidak pantas yah?” kata ku tidak begitu peduli, tangan ku masih sibuk bekerja menyapukan blush on berwarna senada ke pipi ku yang sepertinya terlihat sedikit lebih chubby karena tengah malam sebelumnya terlalu banyak makan ramyeon. Ini semua gara-gara Jung Hyunseung.

“Anni… kau terlihat cantik hanya…” Suho oppa terlihat bingung “Ini bukan style mu Hyo”

“Memang” aku mengedipkan sebelah mata ku. Pandangan mata ku tetap ke arah cermin besar di kamar ku sambil sekali-kali mencuri pandang ke arah Jun Myeon oppa di layar komputer ku.

“Lalu kenapa? Apa jangan-jangan karena Choi Min Ho? mantan pacar mu itu  tentunya pasti ada kan?!”

“Oppa! Sudah kubilang beratus kali kalau dia bukan mantan pacar ku!” aku merenggut kesal sementara Suho oppa malah terkekeh. Sepertinya oppa ku yang satu ini memang suka sekali melihat wajah ku yang merengut.

“Ahahhahaha… kau dan Min ho memang seperti tikus dan anjing”

“Yang benar tikus dan kucing, atau kalau tidak kucing dan anjing” koreksi ku, Jun Myeon oppa malah tertawa.

“Kalian berdua benar-benar tidak berubah”

Aku mengangkat bahu “Bukan salah ku, dia yang selalu mencari masalah”

“Dan kau juga selalu meladeni nya kan?”

Aku memicingkan mata sambil mendekati laptop ku “Kalau oppa terus menerus membicarakan cowok sok cool itu, aku akan mematikan sambungan internetnya”

“Ehhh.. jjamkan.. hahhaha Hyo, kau tahu kan oppa hanya bercanda” Suho oppa memasang senyum terbaiknya, mau tak mau aku luluh juga dan membiarkannya “Oh ya Hyo, gosip mengenai perjodohan mu dan Choi Si Won  sudah menyebar di kalangan atas loh!”

“Biarkan saja” kata ku tak peduli “Setelah pesta kali ini gosip itu akan lenyap dengan sendiri nya” Aku yang sedang mengenakan kalung mutiara ku tersenyum tipis saat memikirkan ide gila yang terlintas di otak ku tadi siang

“Hyo, apa yang kau rencanakan?”

“Kau akan tahu besok oppa” aku memberinya pout “Jika saja kau mau menemani ku ke pesta itu….”

“Mian… aku ada studi kasus di luar kota hari ini” Jun Myeon oppa menghela nafas panjang “Tapi jangan khawatir, aku sudah meminta seorang kawan ku untuk menemani mu”

“Eh? Siapa?”

Ting.. tong….

“Aku sudah menyuruh security membukakan gerbang pagar jika teman ku itu datang” Suho oppa mengedipkan matanya, dasar oppa ku satu ini selalu ada-ada saja.

“Nuguya oppa? Jangan bilang salah satu anggota Princess Hyo’s club” aku mendengus kesal saat Suho oppa dengan wajah innocentnya hanya tersenyum semakin lebar “Sudah kubilang beratus kali kalau aku bukan anak kecil yang harus dijaga, masa sampai ke pesta pun aku harus diikuti?”

Ting.. tong….

“Sudah, nanti lagi berdebatnya, kasihan dia sudah menunggu lama”

Dengan agak enggan tapi penasaran aku pun turun ke bawah, lagi pula dimana sih semua pelayan hingga tak ada yang membukakan pintu? Dan jangan tanya dimana eomma dan appa ku, mereka sibuk dengan dunia nya masing-masing di luar rumah.

Dalam hati aku menduga-duga siapa yang datang, kemungkinan besar sih Luhan oppa. Tapi Xiumin oppa juga tidak buruk asal jangan sampai si bawel Byun Baek Hyun yang bisa terus mengoceh hingga dunia kiamat lah yang datang. Baiklah, itu terlalu berlebihan.

Atau mungkin Park Chan Yeol? Sebenarnya aku merasa aneh saat tahu Chan Yeol berasal dari keluarga sederhana, sebab teman-teman oppa yang lain adalah Heirs dari perusahaan yang dibangun oleh keluarga mereka masing-masing. Dan lagi penampilan Chanyeol dapat dikatakan sedikit kampungan, sangat biasa dan kacamata tebal nya menambah kesan tersebut.

“YOO!! “

“Haaahhh… jadi kau” aku menghembuskan nafas panjang saat melihat sosok Jang Hyun Seung dari balik pintu, dia menggunakan tuksedo mewah berwarna hitam beludru.

“Wahh… sepupu ku memang cantik! Tidak salah sih, karena kakak sepupunya sangat tampan seperti ku ahahahhahhaa”

Aku tak mempedulikan komentar narsis nya “Jadi Suho oppa yang menyuruh mu menemani ku?”

Hyun seung terlihat bingung “Anni.. aku kesini karena ingat tas ku ketinggalan, sekalian menjemput mu kalau-kalau kau mau ikut bersama mobil ku. Hari ini pesta peresmian cabang terbesar Sekang Hotel, tentu nya kau tak ingin terlihat sendiri kan?”

“Aku tidak akan sendiri, aku bisa berbaur dengan yang lain” jawab ku tak terima “Eh.. jika bukan kau yang dimaksudkan Jun Myeon oppa, jadi siapa yang —–“

BRUAKKK

“Arghhh…appo!!” rintihan seorang pria tak jauh dari aku dan Hyunseung membuat ku keluar dari rumah, dan di teras rumah ku telah berdiri seorang pria jangkung yang sibuk memijat keningnya yang merah. Tangannya memegang ragu pilar di sebelahnya, membuat ku berpikir apa tadi dia menabrak pilar itu?

“Siapa kau?” Hyunseung oppa terlihat bingung, sementara mata ku melebar saat menyadari siapa yang kulihat. Selain proporsi tubuh dan suara beratnya yang khas, sisanya berbeda. Aku hampir saja tidak mengenalinya karena kali ini Chan yeol tidak menggunakan kaca mata tebal nya atau pun kaus kebesarannya seperti yang dia gunakan kemarin. Park Chan Yeol yang sekarang tidak menggunakan kaca mata nya, memakai tuksedo putih yang terlihat mewah bahkan rambutnya ditata dengan gaya.

“Park Chan Yeol?”

“Pacar baru mu?” tanya Hyunseung, Chanyeol langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat dan membentuk tanda X dengan tangannya, reaksi yang agak berlebihan.

“Teman Jun Myeon oppa” jawab ku sambil terus memperhatikan Chan Yeol yang sepertinya melihat tapi tidak fokus “kemana kaca mata mu?”

“Suho hyung bilang, lebih baik aku menemani mu tanpa kaca mata, jadi dia membelikan ku lensa kontak, tapi aku tidak tahu cara memakainya”

“Hahahahhahahhaha kau tidak tahu cara memakai lensa kontak?” Hyunseung tertawa menyebalkan, membuatku menendang betis nya agar berhenti.

“Aww!!! APPO HYO!!”

“Kalau kau ada waktu untuk menertawakan fanboy ku, lebih baik kau mengajari dia bagaimana cara memakai lensa kontak”

“Baiklahh baiklah… ikuti aku kau, siapa nama mu tadi?”

“Park Chan Yeol” jawab Chan Yeol, dan dia pun mengikuti Hyunseung masuk ke dalam rumah ku.

==============||.: Hyo PoV End :.||============

==============||.: Chan Yeol PoV :.||===========

Grand Ballroom Se Kang Hotel

Se Kang hospital adalah salah satu rumah sakit paling elit di Seoul. Kabar nya seluruh teknologi yang digunakan dalam rumah sakit ini teknologi termuktahir dan telah mendapat kepercayaan sebagai rumah sakit internasional. Dokter, suster hingga perawat yang dipekerjakannya pun sangat ahli dalam bidangnya., maka tidak heran kalau rumah sakit ini mampu mengeruk untung yang tidak sedikit dari usahanya.

Selain rumah sakit, di sampingnya ada juga hotel mewah yang hari ini sedang diadakan peresmiannya. Hanya melihat dari luar saja aku sudah bisa menebak hotel ini memiliki lebih dari 20 tingkat, dan tentu saja berbintang lima. Dan benar saja, ketika aku memasuki Grand Ballroom hotel ini, aku hanya bisa ternganga melihat betapa mewahnya pesta yang diadakan oleh kenalan Hyo ini.

Sejujurnya aku merasa asing dengan diri ku sekarang. Lebih lagi aku merasa tak nyaman dengan sekitar ku. Aku merasa seperti bukan diri ku, padahal yang kulakukan hanya merubah penampilan ku agar aku pantas menemani Hyo dengan bantuan dari Suho hyung. Hyo sendiri terlihat nyaman dengan dirinya, dia terus menebar senyum dan menyapa beberapa orang yang sepertinya sangat mengenalnya. Berbeda sekali dengan di kampus.

“Jangan tertipu, itu senyuman bisnis” Hyunseung hyung berbisik padaku. Oh ya sebenarnya aku mengenal Hyunseung hyung karena dia harus mengulang beberapa mata kuliah yang sedang aku dan Hyo ambil, jadi terkadang kami berada di kelas yang sama.

“Senyuman bisnis?” tanya ku tak mengerti, Hyunseung hyung hanya terkekeh lalu pergi menemui sekelompok pria yang sepertinya teman-temannya. Sedangkan aku, aku kembali mengekor gadis bergaun merah selutut di depan ku. Sejujurnya aku merasa tidak tenang melihat potongan bajunya yang terlalu mengekspos tulang leher dan punggungnya yang indah, aku tak suka cara para pria melihatnya.

“Jun Hyo ssi, kudengar sebenarnya pesta ini untuk mengumumkan pertunangan mu dengan Choi Si Won, benar kah?”

DEG

Aku yang mendengarnya merasa mati rasa. Pertunangan?

“Itu hanya gosip kok nyonya Jung” kata Hyo tenang, dan walau tidak sepenuhnya ikut tenang aku mencoba percaya. Tapi aku agak curiga juga tidak hanya satu dua orang yang menanyakan hal itu. Beberapa orang juga menanyakan ‘siapa aku’ karena datang bersama Hyo, tapi Hyo selalu berkata bahwa aku adalah teman nya. Dan itu cukup membuat ku puas.

Atau mungkin tidak puas? Baiklah aku benar-benar plin plan sekarang.

“Jun Hyo?” suara pria yang ku kenal membuat ku yang hendak mengambil segelas minuman menghentikan aktifitas ku. Mata ku mencari-cari sosok Jun Hyo yang ntah sejak kapan sudah ada di belakang ku.

“Seperti nya hari ini kita sangat serasi ya Min Ho oppa?”

Choi Min Ho? Bukan kah dia laki-laki yang melemparkan bola basket kemarin? Dan bukan tanpa alasan Jun Hyo mengatakan bahwa mereka ‘serasi’, pakaian yang mereka kenakan sama-sama berwarna merah marun dan memiliki bordir di bagian dadanya yang sangat mirip satu sama lain. Entah mengapa ini terlalu aneh jika dibilang kebetulan.

“Ba.. bagaimana bisa?” suara Min Ho terdengar kaget

Aku hanya terdiam di tempat ku, bingung dan masih coba mencerna yang terjadi antara Min Ho dan Hyo. Hingga seorang gadis menabrak lengan ku, membuat jus jeruk di gelasnya tertumpah ke lengan baju ku.

“Jweseonghamnida! Aku tak sengaja, aku akan mengganti biaya mencucinya atau kalau perlu aku akan mengganti baju mu”

“Min Hyun ssi?”

“Eh?” gadis yang aku yakin adalah Min Hyun untuk pertama kalinya mendongakkan wajahnya padaku, matanya melebar dan ekspresinya terlihat terkejut saat menatap ku sekilas. Dan dia kembali menunduk. Benar-benar gadis yang aneh

“P..park C..chanyeol ssi, kenapa kau ada di sini?”

“Kau sendiri?”

“Ini pesta peresmian hotel milik keluarga teman ku, lalu kau?”

“Ah aku…” aku kembali teringat pada Hyo, tapi aku benar-benar tidak percaya saat Hyo yang berada di depan dan tepat membelakangi ku, saat ini sedang menarik tangan Min Ho yang tetap bergeming. Entah sejak kapan orang-orang di sekitar mereka berdua telah membuat ruang kosong di sekitar mereka bahkan tatapan semua orang tertuju pada mereka berdua.

“Kajja… ikut aku!” Hyo terlihat keras kepala, tapi dengan sekali kibas Min Ho menepis kasar tangan Hyo

“Apa maksud semua ini Kim Jun Hyo?” tanya Min Ho dingin, dan kemudian Hyo pun harus sedikit berjinjit untuk membisikkan sesuatu pada Min Ho

“Bagaimana tuan Choi, kau mau ikut dengan ku kan?” kata Hyo lagi setelah dia selesai berbisik.

Min Ho mendengus, mukanya masih terlihat datar walau warna kulit di sekitar pipinya memerah “Aku tidak punya pilihan kan?, kajja!” dan kali ini Min Ho  lah yang menarik pergelangan lengan Hyo, setengah berlari keluar dan meninggalkan orang-orang yang menatap mereka penasaran, termasuk aku, bahkan aku bisa merasa dalam tubuh ku ada makhluk lain yang meronta-ronta tak rela melihat Hyo pergi dengan Min Ho.

Sungguh apa yang sebenarnya sedang terjadi?

==TBC===

waduhhh.. kayaknya Hyo emang tipe cewek bandel *tepok jidat*, oke dehh yg jelas ini TBC dan baru awal mula dari Hidden Fates, Semoga suka!! ^_^//.. and please support us! Chapter 2 bagian Azumi~~ so silahkan terror dia! *kabur bareng Chanyeol

MinHyun bakal eksis ch.2 dan selanjutnya karena suatu takdir mereka akan sering bersinggungan (?) kkk~~ ini baru awal, mian kalo Min Hyun nya dikit

And thank you for kindly leave us some comments ~ ❤ you ^^

PPyong!!

–Ku Mi—