Tags

, , , ,

PicsArt_1453450214049

THE ONE WHO ALWAYS WATCHING YOU

Alternative title : Stalking boy

Monsta x Fanfiction

Author : Kunang | Main Cast : Shin Jinhee (oc),  Lim Changkyun / I.M | Support Cast: Yoo Kihyun, Shin Hoseok /Wonho (Jinhee’s brother), Lee Minhyuk, Son Hyunwoo /Shownu,  Lee Jooheon, Chae Hyungwon, | Length : Oneshot (5800 words)| Genre :Family, a really lil bit romance, drama, fantasy,a lil bit thriller, mystery| Rating  : PG-15

Disclaimer       : Shin Jinhee adalah OC dari aku,  Monsta X milik mereka sendiri.. Cerita ini murni milik dari carefree- happy- chicken maniacKunang plagiat jauh-jauh sana sebelum dilempar kedunia lain sama maknae Kyun.

maxresdefault

===== Jinhee PoV ====

 

Pada dasarnya aku bukanlah seorang gadis yang penakut. Bukan karena aku punya ilmu bela diri atau aku memiliki tenaga yang bisa membantuku dalam pertahanan diri. Lebih dari kepada fakta jika kakakku yang jago taekwondo, Shin Hoseok atau dipanggil Wonho oppa hampir selalu berada di sisiku. Bahkan sampai orang-orang yang tidak terlalu mengenal kami mengira kami pacaran. Haha menggelikan.

Tapi semenjak aku masuk ke Sunkyunkwan University, aku memutuskan pindah dan tinggal sendiri agar bisa lebih mandiri dan tidak lelah untuk bolak balik ke rumah. Aku pun tidak bisa sering-sering bersama dengan Wonho oppa lagi. Sebelumnya oppa menentang habis-habisan, tapi untunglah dia tidak pernah bisa menang melawan keinginanku. Tapi baru beberapa bulan, aku merasa keputusanku untuk pindah mungkin salah.

‘Dan ini semua karena ‘namja’ itu’

“Wonho oppa, bogoshippoyo!” bisikku dalam hati ketika bis yang sedang kutunggu berhenti tepat di depanku. Sekilas kaca spion bus memantulkan sosok laki-laki kurus bertopi yang mengenakan coat gelap berkerah kaku, setengah wajahnya ditenggelamkan oleh masker pink. Dan sialnya dia tepat berdiri di belakangku!

‘Waenyol? Kenapa dia muncul lagi?’ Berusaha tenang, aku melangkah cepat ke dalam bus dan setelah membayar, aku langsung berjalan cepat ke arah satu-satunya kursi yang kosong di kursi paling belakang.

‘Syukurlah.. dia tidak berdiri di dekat sini’ pikirku dalam hati ketika ia berdiri dekat dengan sopir. Sambil mendengar lagu melalui headphones, aku mengingat kembali saat pertama kali laki-laki mencurigakan ini muncul di depanku. Terkadang dia ‘seolah’ mengikuti ku pulang ke apartment ku, aku kira hanya kebetulan, tapi kemudian dia muncul dan duduk di kelas ku selama perkuliahan tanpa sekalipun menanggalkan maskernya, lalu dia akan tiba-tiba muncul di cafetaria kampus dan makan tepat di meja belakangku. Atau dikemudian hari, dia akan tiba-tiba muncul dari balik rak perpustakaan namun ketika mata kami bertemu, dia akan cepat-cepat menghindariku.

Aneh bukan?

Bis berhenti di salah satu halte dan seorang nenek tua dengan seorang gadis kecil yang sepertinya cucunya masuk, langsung saja aku berdiri dan memberikan kursiku. Nenek itu tersenyum penuh terima kasih setelah duduk, dan tak lama suara seseorang memanggil. Aku pikir si stalker alias namja bermasker pink itu akhirnya berbicara, tapi ternyata seorang ahjushhi bertubuh tambun yang terlihat ramah.

“Agasshi, duduklah disini, aku akan turun di halte selanjutnya” kata ahjushhi itu setelah bis kembali berjalan

Dahiku mengerut, kenapa ahjusshi itu menawarkan kursi padaku? Kenapa bukan ke namja bermasker pink yang jelas berdiri di samping kursi kosong itu? Eothokkhe? Aku  tak mau duduk disitu, tapi…

“Agasshi, ppali! Tas mu terlihat berat, lebih baik kau duduk!”

“Aahh.. nee.. gomapseumnida” kataku pada akhirnya tanpa melihat si stalker. Setelah menarik nafas panjang, aku pun akhirnya memberanikan diri berjalan ke depan dan ketika aku akan duduk,  tiba-tiba bis berhenti mendadak membuatku refleks kehilangan keseimbangan dan nyaris saja terhuyung jatuh ke belakang jika bahuku tidak dirangkul erat oleh, siapa lagi jika bukan si stalker alias namja bermasker pink!!!

Mata kami bertemu, kali ini ada perasaan aneh saat aku memandang matanya. Perasaan seolah seluruh jiwaku bisa terhanyut dalam bola matanya yang berwarna gelap itu.

“Gwenchanayo?” akhirnya dia bersuara setelah berhasil menegakkan tubuhku kembali.

“A.. aku…” Tiba-tiba sekarang seluruh tubuhku terasa ‘aneh’, dan karena terkejut dengan diriku sendiri, aku langsung mendorong pria itu dan setengah berlari ke arah pintu bis yang masih menutup. Orang-orang pasti menganggapku aneh, tapi aku tak peduli, sentuhan dan kata-katanya membuat jantungku langsung berdebar kencang dan keringat dinginku keluar. Apa ini perasaan takut? Anni.. sepertinya lebih rumit dari itu.

“Ya!! Ahgasshi, hati-hati, jangan terlalu dekat pintu! Anak muda sekarang, selalu tidak sabaran! Sebentar lagi kita sampai di halte berikutnya!”

Aku mencoba tenang, dan akhirnya pintu bis terbuka. Aku langsung berlari secepatnya tanpa menengok ke belakang, rasanya aku tidak pernah berlari secepat ini sebelumnya.

 

====||=====

@Cafetaria

Dsshhh

Sesuatu yang dingin menempel di dahiku membuatku teringat sensasi aneh yang aku rasakan di bus.

CKITTTTT, suara derit kaki kursi yang aku tarik, tanganku sudah memeluk tas bersiap kabur.

“YAA!! Kau kenapa kaget seperti itu? Seperti sudah melihat setan saja!” Suara khas seorang pria membuatku menengok. Aku langsung menarik nafas lega mendapati pria yang kukenal menarik kursi di sebelahku dan duduk. Ia menaruh sekaleng vanilla latte di depanku. “Apa ada yang mengganggumu akhir-akhir ini? Kau.. seperti… hmm.. bukan dirimu”

“Hahahhahha anniyo, aku hanya terkejut biasa saja. Kuliahmu sudah beres Kihyun oppa? Pasti sibuk menjadi mahasiswa kedokteran kan? Haha”

Kihyun oppa menatapku sambil melipat tangannya “Ya sudah kalau kau tak mau memberitahuku, tapi kau tahu sendiri kan Wonho oppa mu itu telah ‘menitipkan’ kau padaku selama dia tidak bisa bersama denganmu”

“’Menitipkan? Memangnya aku anak anjing?””

“Nee.. kau anak anjing, hmmm lebih tepatnya hamster…”

“Hahhahaha oppa, sangat tidak lucu!”

“Hahaha sudah kuduga, oh ya, mau pesan makan sekalian?”

“Anni… aku tidak lapar dan—–“

Kruyukkkk

“Lihat lihat!! Ya Shin Jinhee! Kenapa kau senang sekali berbohong padaku, heoh?, tunggu disini, akan kupesankan makanan!” dan tanpa aku bisa mencegah, Kihyun oppa telah bangkit dari kursinya sedangkan aku hanya bisa merutuki diriku sendiri. Perutku keroncongan di depan Kihyun oppa, bagaimana bisa?! Shin Jinhee, kau memalukan!!! Dan aku baru saja beres makan seporsi besar jjangmyeon sepuluh menit lalu sebelum Kihyun oppa datang! Perut karetku ini… selalu kelaparan jika aku banyak pikiran T.T.

‘Dan ini semua karena ‘namja STALKER’ itu!’

Yoo Kihyun adalah sahabat kecil oppa ku, dan otomatis aku juga mengenalnya. Kadang dia sudah seperti kakakku, tapi kadang aku merasa dia berbeda dengan kakakku. Aku bisa dengan tenang melakukan hal yang memalukan di depan kakakku, tapi tidak di depan Kihyun oppa.

DUK

Aku membenturkan kepalaku ke meja perlahan karena perasaan malu, sekali, dua kali…aku terdiam, kali ini kepalaku malah menempel pada sesuatu yang agak empuk dan jelas bukan meja. Aku menaikkan kepalaku dan mendapati dompetku sudah di depan mata.

“Stalker…ups!”kata-kata itu otomatis keluar saat aku menoleh dan mendapati namja bermasker pink itu menatap balik, dahinya berkerut jelas terlihat tidak senang. Dan sebelum aku sempat untuk bereaksi lebih lanjut apalagi kabur, dengan seenaknya dia menempelkan sticky note di dahiku sementara dia menulis di sticky note lainnya.

Dompetmu terjatuh di bus, aku kembalikan!

Tapi ingat, kau berhutang padaku!

Bunyi sticky note pertama. Aneh… aku tidak merasa takut lagi padanya, malah mulutku gatal ingin bicara. “Hallo? Kau bisa bicara kan? Jangan bilang tidak, jelas jelas kau bicara di bis! Apa aku mengenalmu sebelumnya? Terima kasih sudah mengembalikan dompetku, tapi menempelkan note di dahi—“

Sebelum melanjutkan, mulutku terlanjur ditutupi oleh sticky note lainnya oleh namja aneh itu. Aku bisa mendengar dia mendengus menyebalkan di balik masker nya dan dengan seenaknya pergi. Aku melepas sticky note itu dan membaliknya.

‘Stalker? Memangnya aku kurang kerjaan? Dasar bawel!’

“YAAA!!! STALKER!! AKU BELUM SELESAI!! YAAA!! Aishhhhh…. Namja itu harus—“

“Jinhee ya? Wae??”

“Ahhh… oppa” aku hampir saja hendak menyambar tasku dan pergi, jika saja Kihyun oppa tidak memanggilku. Ia memegang nampan berisi sepiring besar spicy fried chicken kesukaan kami dan dua gelas besar coke.

“Shin Jinhee, siapa namja tadi? Apa dia yang membuatmu tidak nyaman?” tanya Kihyun oppa begitu dia duduk di kursinya. Wajah playful nya sudah memudar, diganti dengan ekspresi serius yang kadang membuat ku merasa tersudutkan. Aku selalu segan jika dia sudah serius seperti ini, dia seolah bisa membaca apapun yang aku pikirkan bahkan pikiran terburukku sekalipun. Dan mungkin dia memang benar-benar bisa.

“Kau masih tidak mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada oppa?”

“Oppa.. “ Aku menggigit bibirku, bingung sendiri. Aku tidak biasa membagi masalahku dengan siapapun, bahkan Wonho oppa, dan lagi jika dipikir pikir lagi mungkin ini bukan masalah besar. Dia tidak terlihat berbahaya atau mengganggu ku, dia hanya… sering mengikutiku?

“Shin Jinhee…”

“Ah nee, aku akan menceritakan masalahku pada oppa, tapi bisakah kau merahasiakannya pada Wonho oppa? Aku tidak ingin dia khawatir karena hal sepele”

Kihyun menatapku agak lama, tapi pada akhirnya dia menganguk.

“Sebenarnya … ada seseorang yang sering mengikutiku…”

 

====|Author PoV|====

 

“Chang Kyun ah, kurasa kali ini tak mungkin kita salah lagi, gadis itu adalah dia! Satu-satunya harapan kita! Bisakah kau cepat membawanya? Kurasa waktu kita tidak banyak” suara seseorang di headphones membuat seorang pria berekspresi dingin yang telah menanggalkan maskernya itu menepikan mobilnya.

“Jika semudah itu, sudah aku lakukan sejak kemarin kemarin. Dia melihatku seolah aku ini orang jahat, dan kau tahu dia tadi menyebutku apa? STALKER?! –PENGUNTIT! Ckkk … Kalau saja dia tahu siapa sebenarnya aku? Anni.. jika tahu, dia pasti mati berdiri saking terkejutnya!”

“HAHHAHAHHAHAHAHHAHAHA!!!”

“YAA!! MINHYUK HYUNG! Kenapa kau malah tertawa?”

“Hahhaha mian.. mian… kurasa baru kali ini ada seseorang yang membuat seorang Lim Changkyun emosi seperti ini, aku jadi penasaran dengan gadis itu. Apa dia cantik? Ah… apa dia masih memilki lesung pipi dan rambut panjang kecokelatan yang dulu kau sukai?

Changkyun membelalakkan matanya “LEE MINHYUK, KAU…”

“Aku membaca diary mu hahhaa… pip—“

“Cih! Lee Minhyuk!” Changkyun memukul stir mobil dengan frustasi, perasaannya campur aduk. Di satu sisi dia membutuhkan gadis itu untuk melakukan sesuatu untuknya, tapi di sisi lain… gadis itu— “AH MOLLA!!!”

Shin Jinhee… kukira kita tidak akan bertemu lagi…’ lirih Changkyun sambil menyandarkan tubuhnya di jok kursi yang telah diturunkan, menatap langit langit mobil SUV nya. Pikirannya larut dalam kenangan, hingga beberapa saat dan akhirnya dia terlihat cukup tenang.

Tenang Lim Changkyun, ya.. yang perlu aku lakukan hanyalah meminta bantuan gadis itu atau sedikit memaksanya dan kemudian lenyap dari hadapannya, semudah itu’ tambahnya dalam hati, dan entah mengapa kali ini dia tidak merasa yakin. Ia teringat kata-kata Minhyuk dan bayangan Jinhee dengan lesung pipi dan rambut lurus kecokelatannya tiba-tiba terlintas.

“Shin Jinhee… kau tidak banyak berubah“

 

====|Back to Jinhee PoV|====

@Malam hari, kompleks perumahan

 

“Oppa… gomawo sudah mengantarku” aku tersenyum ke arah Kihyun oppa  yang baru saja menutup pintu mobil penumpang. Dia gentlemen sekali membukakan pintu untuk ku, tapi aku tahu dia tidak melakukan itu hanya padaku.

“Tidak masalah, besok kau kuliah jam berapa? Jika tidak bentrok dengan jadwal kuliahku, aku akan menjemputmu!”

Aku menggeleng “Tidak perlu, aku akan berangkat kuliah dengan Hani atau Chanrin saja, ah…. hujan?” aku menatap langit yang hitam pekat dengan butiran air yang semakin cepat turun ke bumi.

“Pakai ini”

Eh?

Entah sejak kapan Kihyun oppa telah melepas jaketnya dan merangkulku untuk memakaikan jaketnya padaku. Sesaat aku hanya bisa menahan nafas saat menyadari jika aku bisa merasakan nafasnya di kulit wajahku. Dia memakaikan kupluk jaket di kepalaku dan tersenyum lembut, jika saja wanita lain yang diperlakukan seperti ini, aku yakin wanita itu tidak akan bisa tidur semalaman karena kepikiran terus. Aku sih sudah ‘agak’ terbiasa, karena aku yakin Kihyun oppa care padaku karena aku adalah temannya sekaligus sudah menganggapku adiknya sendiri.

“Cepatlah masuk ke dalam rumah, dan kalau ada apa-apa, cepat telpon aku, arrasseo?” Kihyun oppaa melambaikan tangan, dan aku hanya menganguk lemah sebelum beranjak menaiki tangga menuju rumah. Di teras aku pun menunggu mobil Kihyun oppa hilang dari pandanganku sebelum masuk ke dalam rumah.

“Eh… apa pintunya rusak?” gumamku ketika aku tidak bisa memasukkan kunci ataupun kata sandi.

DEG

KRIEEETTTTTT

Hatiku mencelos seketika katika menyadari pintu rumah terbuka begitu saja. Aku meraba-raba mencari sakelar dan menemukannya, tapi percuma, tidak menyala berapa kalipun aku memijitnya. Hatiku mulai dilanda kepanikkan, apalagi ketika aku perlahan mencoba masuk…

DAK

“Eh? Apa ini?” kakiku menendang sesuatu yang setelah kuperhatikan adalah tempat sampah. Entah mengapa perasaanku tidak enak.

SPLASSSHHH……… DUAARRRRRRR

Cahaya kilat membuatku sesaat bisa melihat kondisi rumahku yang sudah hancur berantakkan. Buku buku dan modul kuliah ku berceceran, baju-baju ku dimana-mana belum lagi barang barang pecah lainnya. Aku menekapkan mulut dan nyaris jatuh ke belakang karena terkejut. Adrenalin mulai terpacu cepat di peredaran darahku, mengirimkan sinyal-sinyal bahaya ke otak. Sialan! Rasa takut ini malah membuat kaki ku rasanya terlalu lemas untuk cepat bangun apalagi berlari, bagaimana jika ada di dalamnya masih ada perampok atau…

KLANGGG

Suara barang jatuh dari dalam, cukup untuk membuat kakiku mau bergerak. Aku pun dengan secepat yang kubisa bangkit dan mulai lari. Tidak ingat lagi jika suara langkah kaki ku sekarang pasti lah terdengar jelas oleh siapapun yang sekarang ada di rumahku.

DRAP DRAP DRAP

“Tolong…siapapun…..”

Seumur hidup aku tak pernah merasa setakut ini. Hatiku rasanya meringis mengingat tetangga sebelahku sedang berlibur ke Maldives dan yang lainnya kurasa belum pulang karena lampu rumahnya terlihat mati. Yang kupikirkan sekarang, aku harus berlari ke arah pos polisi yang berjarak sekitar 500 meter, itu pun jika aku bisa lepas dari kejaran sosok yang ntah kapan sudah hampir mengejarku sekarang. Aku tak mempedulikan hujan yang membasahiku tanpa ampun, ataupun suara petir yang memekakkan telinga, aku melihat sekilas pantulan orang yang mengejarku di cermin cembung tikungan jalan dan dia membawa pisau!

‘Eommaaa….Appa….. Wonho Oppaa……siapapun, tolong aku!’

Srrrttttt….

DUAK

“KYAAAA!!” aku menjerit saat terpeleset dan jatuh di jalan yang menurun. Dan ketika aku menengok, sesosok tinggi besar, bertopi dengan jaket hitam dan masker hitam — bukan masker pink, menatapku dengan tatapan yang mengerikan. Pisau besar di tangan kanannya mengkilat di balik cahaya redup lampu penerangan jalan. Dia bukan namja bermasker pink yang sering mengikutiku, tapi siapa? Dan kenapa dia mengincarku?

“Jebal….lepaskan aku…. Jebal….kau bisa mengambil apapun tapi.. tolong.. Lepaskan aku…. Hiks…” aku mundur perlahan, mulai menangis karena takut. Seandainya saja aku mengikuti kata-kata Wonho oppa untuk belajar bela diri, atau aku memiliki kekuatan yang berguna di saat seperti ini, mungkin aku bisa melawan orang ini. Tapi semuanya sudah terlambat, siapapun orang gila di depanku ini sepertinya tidak akan melepaskanku hidup hidup.

“Akhirnya aku menemukanmu” Namja itu menaikkan pisaunya dan mendekatiku dengan pisau teracung membuatku menunduk sambil memegangi kepalaku “MALAM INI KAU AKAN MATI DI TANGANKU!”

“ANDWAE!”

DUAKK

Suara pukulan kelas benda tumpul membuatku kembali mendongak. Aku langsung melompat mundur ketika orang gila yang hendak membunuhku nyaris tumbang ke arahku, dia memegang kepalanya terlihat kesakitan dan mengeluarkan pekikan mengerikan.

“YAA!! SHIN JINHEE! LARI!!”

Stalker? Ba.. bagaimana dia….Otak ku berusaha memproses bagaimana si stalker bermasker pink itu tiba-tiba saja sudah ada di depanku, tapi tetap saja percuma, aku tak bisa berpikir sekarang.

“KKAUUUUUU!!!! BERANI BERANINYA!! KAU JUGA AKAN AKU BUNUH!!” orang gila itu ternyata tidak tumbang dan menyerang stalker yang bersenjatakan sebatang kayu. Mereka bergumul dengan seru,  meskipun begitu aku mulai khawatir karena perkelahian ini tidak seimbang! Si stalker bahkan telah menjatuhkan kayu yang dipegangnya, untunglah refleks tubuhnya cukup cepat.

“YAAA SHIN JINHEE!!! KUBILANG LARI!!!”

DUAKK

BUAKKK

“AWASS!!” teriakku ketika pisau orang gila itu hampir menebas si stalker.

“SHIN JINHEE!! JEBAL!!! PERGI!!”

“ARGHH!!!”  aku mendengus dan menghapus air mataku, stalker itu benar, aku harus lari dan melapor polisi. Maka aku pun berusaha mengumpulkan kekuatanku dan bangkit, bertepatan saat si stalker itu jatuh terjerembab tepat di depanku sambil memegang perutnya yang terlihat kesakitan.

“Kau.. gwenchana?” tanyaku cemas dan ketika hendak mendekatinya…

“JANGAN KESINI!” teriak si stalker membuatku diam di tempat, mata kami bertatapan dan rasanya aku tidak tega meninggalkannya “Ya… apa yang kau tunggu Jinhee ya, lari…” katanya dengan suara yang lebih lemah, nafasnya mulai tidak beraturan.

“HAHHHAHHAHAHA!! KAU TAK AKAN BISA LARI!!” Orang gila itu mulai tertawa keras, dan kemudian dia melepaskan maskernya. Mulutnya membentuk lekukan sinis menampakkan giginya yang kotor dan ekspresinya sekarang benar-benar mengerikan, dia terlihat sangat bahagia—sorot matanya mengatakan itu, dia bahagia karena berpikir akan membunuhku. Dan entah kenapa kakiku mulai melemas lagi, aku tak tahu kenapa yang kutahu aku hanya merasa takut, sangat takut.

“MATIII KAU!!!!”

JLEBB

“STALKER!!” aku kaget bukan kepalang karena dalam hitungan detik, pisau yang tertuju ke arahku mendarat dan menancap tepat di punggung bawah si stalker yang mencoba menolongku. Perlahan tubuhnya tumbang ke arahku, membuatku memeluknya dan agak terhuyung karena berat tubuhnya. Untuk pertama kalinya, masker pinknya itu lepas dari wajahnya terekspos, memperlihatkan mulut dan hidungnya yang berdarah.

“Shin Jinhee…. Sudah kubilang..lari… lari yang jauh…. Kau tidak boleh mati” dan kemudian dia pun menutup matanya membuatku dilanda panik.

“YAA!! YAA!! Ireohna? Ah….” Aku menatap horror darah yang sekarang mengalir deras di punggungnya. Wajah pucat itu mulai membiru membuatku tambah cemas. Aku berusaha menahan darahnya yang terus mengalir, berharap jika luka di punggungnya akan menutup dengan sendirinya dan dia akan baik-baik saja. Aku bahkan lupa jika orang gila itu masih ada dan bisa membunuhku kapan saja, aku hanya ingin namja di pelukan ku ini bangun dan baik baik saja!

“IREOHNAAA JEBALL!!!!!! Hiks hiks…..”

 

====||====

Rumah sakit, beberapa jam kemudian

 

“Seonsaengnim… jadi dia baik baik saja kan?”

“Benar, dia bahkan bisa pulang besok sore. Hanya beberapa luka gores dan memar juga shock karena kekurangan darah. Kau yakin jika dia tertikam pisau? Tidak ada luka seperti itu di tubuhnya”

“Tidak mungkin…” aku menatap dokter bingung, tapi dia tidak terlihat bercanda “Aku melihat pisau besar itu menancap di punggungnya seonsaengnim, dan… seonsaeng lihat tadi kan, tubuhnya berlumuran darah?”

“Kau yakin itu bukan darah pelakunya?”

Aku menggelengkan kepalaku kelewat kencang

“Agasshi, tenanglah, mungkin kau hanya shock dan mengira hal yang tidak terjadi. Hmm… bagaimana kalau kau melihat teman mu? Atau kau ingin istirahat?” sepertinya dokter ini sengaja merubah topik karena merasa percuma saja beragumentasi dengan ku.

“Aku ingin melihatnya seonsaeng!” jawabku cepat, dokter di depanku tersenyum ramah dan menyuruh seorang suster yang kebetulan lewat mengantarkanku ke salah satu ruang perawatan.

“Changkyun ssi, gomawo …” kataku lirih setelah suster pergi. Aku meneliti wajahnya yang tidak bisa kulihat beberapa jam lalu karena darah. Pria aneh. Beberapa hari sebelumnya dia terus mengikutiku, dan hari ini dia menyelamatkan hidupku. Aku mengetahui namanya dari kartu identitas di dompet yang ada di celananya. Aku membutuhkannya untuk mengisi formulir rumah sakit setelah dia dibawa ke UGD.

“Shin Jinhee… pergi… lari….. kau tidak boleh mati… Jinhee ya….”

“Jinhee ya? Stalker, kenapa kau bisa menyebut nama ku seolah kau sudah mengenalku?” tanyaku lebih pada diriku sendiri. Aku pun duduk di kursi sebelah tempat tidurnya. Aku tidak tahu siapa orang tua, keluarga atau teman namja ini, apa yang harus kulakukan?

“Oh ya, dan sepertinya punggung mu baik baik saja, bagaimana bisa?” aku mendekatkan wajahku ke arah wajah Changkyun yang matanya masih terpejam. “Changkyun ssi, apa kau bukan manusia biasa?”

“Shin Jinhee… lari… pergilah….”

Aku hampir tak percaya dengan pendengaranku, apa dia mencemaskanku bahkan dalam tidurnya?

“Apa kau Shin Jinhee?” tiba-tiba seorang suster datang membuatku kembali ke posisi semula, dia tersenyum dan memdekati sisi tempat tidur untuk mengecek infus yang terpasang.

“Ah nee.. aku Shin Jinhee”

“Apa pasien ini adalah kekasihmu? Sejak tadi dia bergumam seperti itu, kurasa dia sangat mengkhawatirkanmu”

“An.. anniyo… dia….” Aku diam sejenak mencari kata-kata yang tepat “dia temanku, dia menolongku”

“Oh.. haha jwesongheyo, tapi temanmu sangat berani. Kudengar dia melawan perampok yang mengejarmu, semoga perampok itu cepat ditangkap”

“Ah.. nee” jawabku singkat. Suster itu pun tersenyum dan pergi meninggalkan kami berdua. Aku tak pernah membayangkan ini sebelumnya, siapa juga yang bisa? Orang yang membuntutiku beberapa hari ini, mendadak menjadi pahlawan dan menyelamatkan hidupku dari orang gila yang berniat membunuhku. Untung saja setelah stalker maksudku Changkyun ssi tumbang, polisi segera datang. Ternyata Kihyun oppa yang memanggil polisi, dia kembali untuk mengembalikan ponselku yang tertinggal di mobilnya. Mendapati rumahku yang berantakkan, membuatnya menelpon polisi.

“Shin Jinhee….lari….”Changkyun kembali bergumam, lengannya seolah ingin menggapai sesuatu dan refleks aku menggenggamnya.

“Semua baik-baik saja, gwenchana… kau bisa istirahat Changkyun ssi”

“Hmmm….”

Aku menatap Changkyun yang mendadak tenang dengan takjub, dia benar-benar berhenti bergumam dan terlihat nyenyak. Melihatnya seperti ini entah mengapa membuatku ikut tenang.

DRAK

“JINHEE YA!” Seorang namja berkulit putih yang agak mirip denganku tiba-tiba membuka pintu, bahkan nyaris membantingnya. Dia menatapku kemudian tanganku yang menggenggam lengan Changkyun dengan penuh tanya, dan seketika itu juga aku langsung melepaskan tanganku dan bangkit.

“Wonho oppa!” aku berlari ke pelukan Wonho oppa, dia memelukku kelewat erat sebelum menatap wajahku baik-baik. Aku bisa melihat bekas bekas air mata di wajahnya, dia pasti sangat mengkhawatirkanku hingga menangis selama di perjalanan.

“Kau baik-baik saja kan Jinhee ya?”

Aku menganguk, tapi mata Wonho oppa tetap tertuju pada perban yang membalut dahiku kemudian menscan tubuhku terutama ke lutut kananku yang juga terbalut perban. Dia terlihat begitu sedih, dan aku tidak menyukai oppaku yang seperti ini. “Oppa, na.. gwenchana, ini hanya luka luka kecil, dokter bilang luka ini tidak akan menimbulkan bekas”

“Tapi tetap saja hamster kecilku terluka “ Wonho oppa terlihat kesal dan frustasi, jika saja dia sedang tidak seperti ini, aku pasti sudah menjitaknya karena menyebutku hamster.

“Anniyo..”

“Jika saja aku ada disana, akan aku hajar pria yang menyakitimu habis habisan!”

“OPPA! Tenanglahh!”

“Oh ya…Kihyun di luar, dia bilang kalau akhir-akhir ini ada stalker yang mengikutimu. Kenapa kau tidak memberitahu aku?! Apa stalker itu yang menyerangmu?”

“Oppa… bisakah kau tenang sedikit, ada yang sedang istirahat… “ aku berbisik padanya, tapi melihat oppa yang seperti nya masih keras kepala, aku menariknya keluar ruangan.

“Jinhee ya, kau baik-baik saja?” tanya Kihyun oppa yang segera menghampiri kami setelah aku menutup pintu. Dia mengulurkan ponselku. “Kau meninggalkan ini”

“Gomawo oppa” aku menerima ponselku, dan menarik tangan Wonho oppa agar mengikutiku duduk. Sedangkan Kihyun oppa ikut duduk di sampingku juga.

“Kihyun oppa, kau ditanyai apa saja oleh polisi? Apa aku perlu jadi saksi?” tanya ku penasaran.

“Aku sudah berhasil meyakinkan polisi agar kau bisa istirahat hari ini, tapi besok mereka akan meminta keterangan darimu. Tidak apa-apa kan?”

Aku menganguk lalu menunduk dan tanpa bisa ku cegah mataku mulai memanas. Rasanya menakutkan membayangkan ada seseorang yang mengerikan berniat mengacungkan pisaunya untuk membunuhku. “Aku… ntahlah… aku masih tidak mengerti kenapa orang itu begitu ingin membunuhku…”

Seolah mengerti perasaanku, Wonho oppa merangkulku erat “Jinhee ya… oppa tidak akan meninggalkanmu lagi, tinggal lah denganku arracchi? Aku akan menyewa apartment untuk kita berdua di dekat kampus mu” kata Kihyun oppa, dan aku hanya menganguk. Sejujurnya aku menyukainya, aku bisa bersama dengan Wonho oppa lagi.

“Dan Yoo Kihyun! Kau—- aku belum selesai denganmu!”

“Ya! Hentikan oppa! Kalau bukan karena Kihyun oppa, mungkin aku… “

“Ah.. nee.. nee.. arraseo, Yoo Kihyun, aku tidak jadi membunuhmu, sebagai gantinya kau harus membayarnya dengan hidupmu! Seumur hidup kau harus menjaga adikku meskipun dia merepotkan”

“YAAA!! OPPA!!”

“HAHAHA…. Kau tersenyum! Kau suka kan dengan ideku?”

“ANNII!”

“Ah… aku baru ingat, siapa namja di dalam? Aku dengar dia menolongmu? Namja chingu mu? Ayyyy…. Sekali lihat aku tahu jika dia terlalu tampan untukmu”

“YAAA SHIN HOSEOK!!!! Kau pikir cuman kau yang populer heoh? Namja seperti Changkyun bahkan terus mengikutiku karena terpesona olehku!”

“Ohhh namanya Changkyun ssi, kau hanya salah paham saja, mungkin dia sedang sial malam itu”

“Aishhhh…. OPPAA!!!”

“HAHAHHAHAHA…. TUNGGU… HAHHAHAHA” teriak Wonho oppa ketika aku menyerangnya tanpa ampun. Dia tidak tahan digelitiki dan aku tahu jelas itu.

Yang aku tidak tahu, Kihyun oppa mengangukkan wajanya ketika Wonho oppa memintanya untuk menjagaku seumur hidupnya.

 

===|Author PoV|===

 

Perlahan Changkyun membuka matanya, mendapati atap rumah sakit berwarna putih balik menatapnya. Awalnya dia agak terkejut begitu menyadari selang infus di tangannya dan otaknya mulai memutar kembali kejadian tadi malam, membuatnya tersentak saat teringat sosok gadis yang dilindunginya malam itu. Tapi kegelisahannya perlahan hilang ketika menyadari Jinhee tidur di samping tempat tidurnya, dengan wajah yang menghadap ke arahnya. Terkadang mulutnya bergerak gerak membuat lesung pipinya tampak, dan tanpa Changkyun sadari, dia sudah tersenyum.

“Ah… Lim Changkyun ssi, kau sudah bangun?” Jinhee tiba tiba bangun dan dengan mata setengah terpejam mulai meregangkan tubuhnya, Changkyun sendiri sudah memalingkan wajahnya.

“Hmmm jam 8? Kurasa aku akan membolos kuliah toksikologi, kau ingat? Kau pernah menyelundup masuk ke kelas ku saat mata kuliah itu. Sebenarnya kau jurusan farmasi juga bukan sih? Atau kau kesana sengaja untuk membuntuti aku?”

“Cuci mukamu dulu, jika ada namja yang melihat keadaanmu sekarang, namja itu jelas tidak akan pernah mau menikahimu!” balasnya sarkastik

“Ckk… apa sih masalahmu? AIGOO!! Tenang saja! Lagi pula aku tidak akan pernah mau menikah dengan mu!” balas Jinhee sebal, tapi tetap saja kata-katanya membuat dia malu. Gadis itu teringat jika dia baru makan ramyun instan dan 3 triangle kimbab jam 2 pagi dan setelahnya tertidur, pasti wajahnya ‘membengkak’ sekarang.

“YA! Kemana?!”

“Mandi! Kenapa? Kau mau ikut?” tantang Jinhee saat hendak keluar.

“YAA! Kau marah padaku heoh? Tak bisa kupercaya, aku menolongmu! Mana ucapan terima kasihmu?!”

Namja ini benar benar menguji emosiku! Tapi bagaimanapun, dia memang menolongku.

“Gomawo sudah menolongku” Jinhee membungkukkan badan 90 derajat dan kemudian berdiri tegak “Tapi itu bukan berarti kau bisa mengintimidasiku Lim Changkyun, lebih baik kau berhati-hati karena jika tidak, oppaku, Wonho oppa bisa membunuhmu, byee…”

“YAA!!”

BLAM *pintu ditutup*

Wonho? Pikir Changkyun setelah akhirnya dia sendiri “Kurasa Minhyuk hyung benar … Shin Jinhee adalah orang yang aku cari”

====| Back to Shin Jinhee PoV|====

@Beberapa hari kemudian, bis

 

“Kau benar-benar mau pindahan?”

Aku mendongak dan mendapati Changkyun berdiri di sampingku. Bedanya, dia tidak lagi menggunakan masker pinknya ataupun snapback hitamnya. Tangan kirinya menggenggam gantungan agar tidak kehilangan keseimbangan.

“Nee… tapi mungkin 1 minggu lagi karena aku sedang ujian, jadi aku sebenarnya sedang sangat sibuk! Meskipun begitu aku mau ikut denganmu, karena seperti kau bilang ‘aku berutang padamu’” jawabku masih sebal padanya “Setidaknya kau bisa mempertimbangkan waktunya atau memberi tahuku kita akan kemana kan?!”

“Nanti juga kau tahu…” Changkyun membuang muka dan membelakangiku, jelas jelas tidak mau ditanya lagi. Apa sih maunya dia?

Bis yang ku tumpangi lumayan penuh tapi kebanyakkan penumpang tertidur, dan aku masih penasaran dengan punggung bawah kanan Changkyun. Apa benar, luka tusukannya tidak ada? Dan kaosnya yang longgar tambah membuatku penasaran, tanpa pikir panjang aku menyingkapkan sedikit  bajunya.

Bersih, tanpa luka tusukkan.

“Y..yaaaa!!! apa yang kau lakukan!?” Changkyun langsung berbalik dan melindungi tubuhnya dengan kedua tangannya seolah aku adalah pervert… wajahnya menampakkan ekspresi jijik “Kau…”

“Yaa! Jangan salah paham! Aku hanya ingin memeriksa lukamu saja, hahhaha bukan apa-apa.. hahahha” aku tertawa kikuk pada beberapa orang yang melihat aku dengan gelengan kepala, aku benar-benar malu sekali!

“Kurasa aku harus duduk jauh darimu, awas kalau kau kabur!” ancamnya sebelum berjalan ke depan dan duduk di kursi depan yang sejak tadi kosong. Dasar aneh, dari tadi kursi itu kosong tapi dia bersikeras berdiri, dan sekarang dia duduk di depan. Ckckck…dasar namja tidak berpendirian.

Mungkin benar… hanya halusinasiku saja jika Chankyun ditikam di punggungnya…

===||===

 

Changkyun membawaku ke pinggiran kota Daegu, berjarak sekitar lima jam perjalanan dari Seoul. Dia bersikeras mengajakku menggunakan bis dibandingkan KTX yang jelas bisa mempersingkat perjalanan kami. Ntahlah apa yang dia mau. Aku sendiri tidak tahu bagaimana aku bisa mempercayai dia untuk ikut dengannya padahal beberapa hari sebelumnya, aku mencurigai dia sebagai stalker. Sebelum dia pulang dari rumah sakit, dia bilang selama ini dia mencoba mendekati aku untuk meminta tolong satu hal padaku.

“Kita tunggu sebentar di sana, sepupu ku akan menjemput kita” Changkyun menunjuk ruang tunggu stasiun dan aku pun menganguk lalu mengikutinya.

“WOYYY!! CHANG KYUN-AHHH— LIM CHANGKYUN!!!” baru saja hendak duduk, seorang namja berambut pirang dengan wajah ceria tiba-tiba muncul dan memeluk Changkyun kelewat semangat. “Bogoshippoyo!!! Imo (bibi) juga sangat merindukan mu!! Eh.. nuguya? Apa ini calon istrimu? Apa kau mau memperkenalkannya pada imo? Apa tidak terlalu——“

BUAKKK

Aku hanya bisa bengong saat Changkyun memukul telak namja pirang itu di perutnya hingga dia jatuh meringis kesakitan sambil memegang perutnya. Tapi anehnya wajahnya tetap ceria.

“Ha… haha… hyung kan hanya bercanda, kau pasti Shin Jinhee kan?”

“Eh kau mengenalku?”

“Aku—“

“Ini sepupuku, Lee Minhyuk, jangan dengarkan kata-katanya” potong Changkyun “Hyung, bukan kah kau bilang sudah tidak ada waktu lagi?”

“Hhahahhaa oke oke… kau ini, aku kan hanya ingin berbasa-basi sedikit hehe…”

“Memang kita akan kemana?”

“Ke rumahku” Jawab Minhyuk cepat “aku membutuhkan mu untuk membantu menyembuhkan ibuku”

“e… ehhhh menyembuhkan?” aku benar benar bingung sekarang, apa maksud semua ini? Memangnya aku dokter? Aku menatap Changkyun meminta penjelasan. Sepertinya Minhyuk ssi juga terlihat agak kebingungan.

“Changkyun ah, kau belum memberitahunya?”

“Sigh….” Changkyun menarik nafas panjang “Akan aku ceritakan di rumah, kajja….”

===||===

@Rumah Lee Minhyuk

“Baiklah aku akan meninggalkan kalian berdua untuk bicara, aku menunggu di kamar ibuku” kata Minhyuk lalu meninggalkan aku dan Changkyun di ruang tengah.

“Hmm… lalu?”

“Sebenarnya… bibiku menderita Amyotrophic Lateral Schlerosis atau ALS. Penyakit ini menyebabkan degenerasi sel saraf motorik pada tubuhnya, sehingga sekarang bibi sudah tidak bisa menggerakkan kedua tangan bahkan kedua kakinya sama sekali. Dia hanya bisa berbicara.. dan tak lama, kemampuannya itu pun akan hilang, kemudian penyakit itu akan mengganggu pernafasannya juga dan jika itu terjadi ….”

Aku berusaha mencerna kata-kata Changkyun, sebenarnya kata-kata Minhyuk yang memintaku menyembuhkan ibunya mengingatkan aku akan ‘sesuatu’, tapi aku bingung menanyakannya pada Changkyun, bagaimana jika aku salah?

“Kau .. mengira aku bisa menyembuhkan bibi mu? Kau gila?! Aku bukan dokter!”

Changkyun menganguk “Aku tahu kau bisa melakukannya, kau… menyembuhkan luka ku, luka tikaman di punggungku malam itu”

“MWO? Tapi—“

“Aku tahu kau bukan manusia biasa Shin Jinhee, aku pun seperti itu, sama sepertimu dan juga Shin Hoseok”

“Maksudmu… kau juga….”

“Ya, aku juga keturunan dari bangsa Moon Star di planet Apadya”

“Je..jeongmal? ah… “ aku terdiam, masih shock dengan kata-kata Changkyun. Sudah bertahun tahun aku tidak mendengar kakak ku atau keluargaku yang lain membicarakan asal bangsa kami. Kami memang sudah bersumpah akan menyembunyikan kekuatan dan masa lalu kami untuk berbaur bersama manusia bumi seolah kami adalah bagian dari mereka.  Dan buatku hal itu tidak masalah, ketika aku kecil, aku memang memiliki healing power –tapi kekuatan ku itu tiba-tiba hilang setelah aku mengalami kecelakaan di usia 11 tahun. Tapi jika kata-kata Kyungwon benar, apakah kekuatan aku sekarang bangkit kembali? Bagaimana bisa?

“Bisakah kau membantu ku? Bibi adalah orang yang sangat berharga bagiku”

“Tapi… aku tak tahu apakah aku bisa, dan apa kau yakin jika aku lah yang membuat punggung mu sembuh seketika? Dengar… aku memang memiliki healing power, tapi kekuatan itu sudah menghilang  secara tiba-tiba, dan dulu pun aku hanya bisa menyembuhkan luka kecil”

“Shin Jinhee, tolong cobalah gunakan kekuatanmu, sekali ini saja..” Changkyun tiba-tiba menggenggam kedua tanganku, dia menatapku dalam. Tatapan yang bisa membuatku hanyut seperti saat dompetku tertinggal di bis, tapi kali ini aku benar-benar tidak berkutik. Apa-apaan ini? Apa kekuatan pria ini adalah sejenis hipnotis? “Bagaimana? Kau mau mencobanya?”

“Ba… baiklah… tapi lepaskan tanganku..”

“Ah.. tangan?” Changkyun terdengar gugup, dengan buru buru dia melepas tangan ku “mian…”

“Oh.. ya, apa Minhyuk ssi dan ibunya juga sama seperti kita? Maksud ku…”

“Anniyo.. mereka manusia biasa, Minhyuk hyung mengetahui tentang diriku, tapi dia tidak mempermasalahkannya”

“Kau sudah menganggapnya seperti saudaramu” Tegas ku dengan nada menggodanya, kukira dia akan membantah dan bereaksi berlebihan tapi Changkyun kemudian tersenyum dan menganguk.

“Nee… dia adalah hyung ku”

===||===

@KTXX Apartment, Anyang

 

Sudah sebulan lebih berlalu sejak aku pulang dari Daegu, dan kali ini pun aku sudah pindah bersama Wonho oppa ke sebuah apartment yang cukup nyaman yang berdekatan dengan jantung kota Seoul. Selepas dari Daegu, aku masih berkomunikasi dengan Minhyuk oppa, dia mengatakan keadaan ibunya sudah berangsur membaik bahkan sudah bisa menggerakkan kedua tangannya. Tapi yang mengesalkan, Lim Changkyun benar-benar menghilang! Apa sih mau nya namja itu? Datang dan muncul sesuka hatinya?

“Jadi Changkyun belum menghubungimu juga? Aigoo… kemarin dia bisa ku telpon kok, nanti akan ku ceramahi dia agar menghubungimu!” suara cempreng Minhyuk oppa membuatku harus menjauhkan sedikit ponselku.

“Anni! Aku tidak butuh dia menghubungi ku!”  jawabku ketus, sebenarnya sebal dengan Changkyun tapi Minhyuk oppa adalah pelampiasan yang tepat.

“Kau mau nomor teleponnya? Hahaha akan ku kirim, oh ya, jangan lupa minggu depan kau sudah berjanji akan main ke Daegu!, sudah ya!! Aku ada janji dulu..”

Pip…

Lee Minhyuk!!! Aku menggelengkan kepalaku, menyadari kesamaan antara Minhyuk oppa dan Changkyun, mereka berdua sama sama suka seenaknya!

Tringgg…

Sebuah pesan dari Minhyuk oppa, agak ragu, aku pun membukanya.

From : Lee Minhyuk (Stalker’s brother)

Ini no ponsel Changkyun 010-987-765-XXX

Emailnya : changkyunlim9669@yahoo.co.kr

Aku bahkan memberi tahu emailnya, kau harus mentraktirku di Daegu \(^0^)/

“Ahhh… molla, dulu adiknya dan sekarang kakaknya…”

“Jinhee ya, wae? Kenapa menarik nafas panjang seperti itu?” Wonho oppa tiba-tiba keluar dari kamar mandi dengan dada terekspos hanya mengenakan handuk. Dia menatapku yang masih duduk di ruang tengah menatap bengong ke arah luar apartment, lalu akupun berpaling ke arahnya. Wonho oppa memiliki tubuh bagus dengan six pack yang bisa membuat gadis manapun tergila gila, tapi jelas bukan aku.

“Bukan apa-apa… aku hanya ingin meremas seseorang saat ini”

“Hmm… kau dicampakkan lagi? Siapa kali ini? Namja yang menolongmu sampai terluka itu?”

“Aishhh….. sekali lagi kau mengatakan hal itu,,,” kataku sambil menatapnya dengan death glare terbaikku.

“Hahahhaha kau tahu kan aku bercanda, oh ya, eomma mengirimkan banyak bossam kimchee, aku sudah memisahkan ke dua wadah kecil, kau berikan ke tetangga apartment kita ya! Ingat wadah yang besar untuk Kihyun”

“Eomma benar-benar menyukai Kihyun oppa, aku yakin jika eomma bersedia oppa ditukar dengan Kihyun oppa untuk menjadi anaknya”

“Y..YAA!!! TIDAK MUNGKIN! Eomma paling sayang denganku!!”

Aku menjulurkan lidahku pada Wonho oppa dan bergegas mengambil kedua wadah Kimchee lalu keluar, tidak mempedulikan Wonho oppa yang kadang bisa jadi bawel sekali.

Ketika aku baru saja menutup pintu, seorang pria tinggi dengan badan cukup besar melewatiku. Dia tersenyum tipis tapi cukup menampakkan barisan giginya yang putih.

“Shownu oppa! Apa kau mau pergi? Aku mau mengantar bossam kimchee dari eomma untukmu”

“AH.. mian Jinhee ya, oppa sedang terburu-buru, oh ya.. kau ke apartment oppa saja”

“Memang ada orang lain?” aku mengerutkan dahi, setahuku Shownu oppa tinggal sendiri.

“Sudah beberapa hari ini temanku, I.M mulai tinggal bersamaku, titipkan saja padanya ya! Bye Jinhee ya—“ Shownu oppa melambaikan tangannya dan terburu-buru pergi.

“Nee oppa… hati-hati di jalan” aku balas melambai, dan kemudian berjalan ke arah pintu apatment Kihyun oppa, memencet tombolnya. Kihyun oppa tinggal bersama kedua temannya yaitu Hyungwon dan Jooheon oppa, mereka orang-orang yang menyenangkan.

Aneh… apa mereka semua tidak ada di rumah? Ya sudah, nanti malam saja.

Akhirnya aku pun berbalik dan berjalan ke arah apartment Shownu oppa. Dengan agak excited memencet tombolnya. Hmm penasaran juga dengan teman Shownu oppa, mungkin saja dia keren dan memiliki badan yang bagus seperti Shownu oppa kan?

*teetttttt* tidak ada jawaban

*teetttttt* tidak ada jawaban

Apa dia tidur? Baru saja hendak memencet tombol lagi, seseorang membuka pintu. Dan kemudian mulutku hanya bisa menganga, bahkan nyaris menjatuhkan dua wadah kimchee di tanganku. Seorang namja berwajah cool dengan sorot mata tajam menatapku balik sambil memegang ujung sikat gigi, mulutnya seolah mengemut kepala sikat gigi tersebut. Dia tampak tidak terkejut menatapku.

“L..LIM CHANGKYUN?! Ba.. bagaimana kau bisa disini?!”

Ya, namja di depanku adalah si stalker Lim Changkyun, bagaimana mungkin tiba-tiba dia bisa tinggal di apartment Shownu oppa? Apa dia mengikuti ku lagi?

“Shownu oppa bilang, temannya yang bernama I.M ….”

“Aku I.M” akhirnya Changkyun berbicara

“Geotjimal! Kau si stalker Lim Changkyun!”

“Shin Jinhee pabo! I.M adalah nama lainku, ini untuk Shownu hyung kan?”dan dengan seenaknya dia mengambil kedua wadah kimchee di tanganku dan menutup pintu begitu saja. Namja satu ini memang selalu berhasil membuat tekanan darahku naik!

“YAA!!! STALKER!! KOTAK YANG BESAR ITU UNTUK KIHYUN OPPA!!! YAAA!!! BUKA PINTUNYAA!!!”

Nah… seperti itu lah, aku Shin Jinhee ketika pertama kali bertemu si stalker Lim Changkyun. Hmm… sebenarnya aku merasa ragu, apa benar kami memang bertemu seperti ini? Karena terkadang aku merasa Changkyun mengenalku sebelumnya, jika tidak, bagaimana dia bisa mengetahui asal usul terlebih kekuatanku? Tapi aku yakin dengan berjalannya waktu semua itu akan terjawab, dan saat ini aku hanya perlu menikmati hidupku sebagai Shin Jinhee bersama kakakku, dan tetangga-tetangga baruku.

Note : sial, ternyata Changkyun adalah sunbae ku di kampus! Dia sempat off satu tahun dan sekarang mengambil kelas yang sama denganku. Huft……

==END==

Hmmm endingnya apa merasa gantung? Ga terlalu kan?  Yang jelas Changkyun aka I.M balik lagi buat ngestalker in hidup Jinhee hahhaha*maksa* lol

Sebenernya pengen bikin FF yang lebih k genre romace tp friendship, family sama fantasy nya juga dapet. Rencananya kalau memang ada ilham, waktu dan mood, mau lanjutin FF ini (jadi oneshoot FF ini ceritanya seperti prolog) , menjadi FF lain… settingannya sih masih sama aja, Shin Jinhee dengan kakak dan  tetangga-tetangganya (semuanya member Monsta X yuhuuuuu…./lagi ngebias mereka/lol)

Thx yang udah nyempetin baca, apalagi yg udah drop koment or like ^^,, mian kalau udah lamaa bgt ga pernah ngepost lagi

Bow**